SYDNEY, DISWAY.ID — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melakukan pertemuan tête-à-tête dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Kirribilli House, Sydney, Rabu (12/11/2025).
Pertemuan empat mata ini menjadi salah satu agenda utama dalam kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke Australia, yang bertujuan memperkuat hubungan strategis kedua negara di kawasan Indo-Pasifik.
Setibanya di kediaman resmi PM Australia itu, Prabowo disambut langsung oleh Albanese di halaman depan.
Keduanya terlihat berbincang akrab, menandakan kedekatan personal dan hubungan diplomatik yang kian erat antara dua negara tetangga di Asia-Pasifik.
Usai penyambutan, Presiden Prabowo menandatangani buku tamu kenegaraan sebagai bentuk penghormatan diplomatik sebelum keduanya melanjutkan ke ruang pertemuan.
Pertemuan tête-à-tête berlangsung dalam suasana hangat, produktif, dan tertutup.
Kedua pemimpin membahas sejumlah isu strategis — mulai dari kerja sama ekonomi, pertahanan dan keamanan, hubungan antar masyarakat, hingga penguatan sektor kemaritiman.
Menurut sumber diplomatik, isu stabilitas kawasan Indo-Pasifik dan penguatan industri strategis menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan tersebut.
Langkah ini sejalan dengan visi Indonesia di bawah pemerintahan Prabowo untuk memperkuat posisi nasional di tengah dinamika geopolitik global.
BACA JUGA:Bumi Bakal Dihantam Suar Matahari Terbesar 2025, Picu Pemadaman Listrik Global
Sebagai catatan, hubungan Indonesia dan Australia telah terjalin lebih dari tujuh dekade, sejak penandatanganan Joint Declaration on Comprehensive Partnership pada 5 April 2005.
Kemitraan ini kemudian meningkat menjadi Comprehensive Strategic Partnership (CSP) pada 31 Agustus 2018, saat kunjungan resmi Perdana Menteri Australia ke Indonesia.
Pertemuan di Kirribilli House menjadi simbol komitmen kedua negara untuk terus memperkuat kemitraan sejajar, saling menguntungkan, dan berorientasi ke masa depan.
Kunjungan Presiden Prabowo ke Australia juga mencerminkan arah kebijakan luar negeri Indonesia yang berfokus pada diplomasi ekonomi dan kemandirian pertahanan.