JAKARTA, DISWAY.ID – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin kembali menyoroti meningkatnya kasus gangguan kesehatan jiwa di kalangan anak muda, terutama yang berkaitan dengan kecemasan (anxiety) dan depresi.
Dalam acara peringatan Hari Kesehatan Nasional, Menkes Budi Gunadi memberikan pesan yang menyentuh ranah spiritual dan perilaku, menekankan pentingnya keseimbangan dan menerima diri sendiri.
BACA JUGA:Wamenkes Benjamin Paulus: Eliminasi TBC 2030 Harus Libatkan 35 Kementerian
BACA JUGA:Peringatan Hari Kesehatan Nasional: Menkes Budi Ajak Masyarakat Skrining Kesehatan Jiwa
Menkes Budi Gunadi secara terbuka menyampaikan keprihatinannya terhadap tekanan yang dialami generasi muda saat ini, yang sering kali dipicu oleh standar kesuksesan yang terlalu tinggi dan persaingan yang intens.
Ia mengaitkan tingginya tingkat kecemasan dengan tuntutan sosial dan ambisi yang tidak realistis.
"Dan gimana caranya supaya kita mencegah, karena itu tadi kan menjaga hidup sehat, mental penting. Itu pikirannya harus dijaga. Jangan terlalu stress, jangan terlalu memiliki ambisi yang besar yang diluar kemampuan kita," tutur Menkes Budi saat konferensi pers, Rabu 12 November 2025.
Menurut Menkes Budi, mendekatkan diri kepada Tuhan (doa) dapat memberikan ketenangan batin dan perspektif yang lebih luas terhadap masalah hidup. Sementara itu, mengurangi ambisi yang berlebihan (jangan ambisi) adalah cara untuk mengelola ekspektasi dan tekanan, sehingga mengurangi risiko stres dan kecemasan yang berakhir pada gangguan jiwa.
BACA JUGA:Rumah Dinas, Sekda, hingga Kantor Bupati Ponorogo Digeledah, KPK Sita Uang Tunai
"Jangan terlalu banyak dipikirin juga kalo susah. Dan yang penting harus rajin berdoa. Harus rajin meditasi. Karena itu nanti akan membantu kita agar kondisi mentalnya baik-baik," tuturnya.
Kesehatan Mental Bukan Sekadar Urusan Medis
Pernyataan Menkes ini memperluas pandangan bahwa penanganan kesehatan mental tidak hanya menjadi tanggung jawab fasilitas kesehatan, tetapi juga melibatkan faktor spiritual, sosial, dan pola pikir.
Kemenkes sendiri terus memperkuat layanan skrining di Puskesmas, namun kesadaran individu untuk menjaga keseimbangan hidup dinilai sebagai benteng pertahanan pertama.
Fokus Menkes pada gangguan jiwa anak muda ini didukung oleh temuan bahwa banyak kasus kecemasan dan depresi bermula dari tekanan untuk mencapai kesempurnaan (perfeksionisme) atau ketakutan akan kegagalan (fobia sosial), yang diperparah oleh tekanan di media sosial.