12 Profil Raja Keraton Solo dari Masa ke Masa Tahun 1745-2025

Jumat 14-11-2025,14:09 WIB
Reporter : Adinda Salsabila
Editor : Adinda Salsabila

JAKARTA, DISWAY.ID - Profil 12 raja Keraton Solo dari masa ke masa sejak tahun 1745-2025 menarik untuk diulas.

Raja Keraton Surakarta Hadiningrat apku Buwono (PB) XIII meninggal pada Minggu, 2 November 2025.

Kepergian Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPHI) Hangabehi menandai berakhirnya satu era kepemimpinan Keraton Solo yang berdiri sejak abad ke-18 silam.

BACA JUGA:Raja Kembar Membelah Tahta Keraton Solo

Paku Buwono XIII dikenal sebagai sosok yang memiliki komitmen dalam menjaga tradisi Keraton dan pelestarian naskah-naskah klasik.

Putra sulung Paku Buwono XII itu juga menjadi figur yang penting dalam mempertahankan eksistensi Kasunanan Surakarta di tengah perubahan zaman.

Usai wafatnya Paku Buwono XIII, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Hamangkunegoro Sudibyo Rajaputra Narendro Mataram, putra sulungnya telah sah menjadi Paku Buwono XIV.

Dengan naiknya Paku Buwono XIV, ini menjadi momen penting untuk melihat kembali perjalanan panjang sejarah Keraton Surakarta.

Daftar Raja-Raja Keraton Solo dari Masa ke Masa

Pemimpin Keraton Surakarta dari abad ke-18 hingga abad ke-21 adalah raja Paku Buwono II, Paku Buwono III, Paku Buwono IV, Pake Buwono V, dan Paku Buwono XIII, hingga Paku Buwono XIV.

BACA JUGA:Tahta RAJA Memanas! Keluarga Keraton Solo Pecah Jelang Penobatan Pakubuwono XIV

Berikut profil raja-raja Keraton Solo dari masa ke masa.

1. Paku Buwono II (1745-1749)

Paku Buwono II merupakan raja pertama Kasunanan Surakarta sekaligus raja terakhir Mataram Kartasura.

Bernama Raden Mas Prabasuyasa, putra Amangkurat IV.

Pada masa pemerintahannya terjadi Geger Pecinan yang menyebabkan perpindahan pusat kerajaan dari Kartasura ke Surakarta pada 1745.

BACA JUGA:Sejarah Kereta Pusaka untuk Kirab Jenazah Raja Keraton Surakarta PB XIII, Usianya 100 Tahun

2. Paku Buwono III (1749-1788)

Paku Buwono III atau Raden Mas Suryadi naik takhta pada 15 Desember 1749.

Pada masa pemerintahannya lahir Perjanjian Giyanti yang membagi Mataram menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.

Ia memerintah selama hampir empat dekade hingga wafat pada 1788.

3. Paku Buwono IB (1788-1820)

Raden Mas Subadya dikenal dekat dengan ulama yang meninggalkan banyak karya sastra seperti Wulang Sunu dan Serat Sasana Prabu, serta mendirikan bangunan penting seperti Masjid Agung Surakarta.

BACA JUGA:Sejarah Keraton Surakarta, Peninggalan Penting dari Kerajaan Mataram Islam

4. Paku Buwono V (1820-1823)

Paku Buwono V memimpin pemerintahan selama tiga tahun.

Ia dikenal memimpin penyusunan Serat Cinthini, karya sastra besar yang memuat nilai moral dan kebudayaan Jawa.

5. Pakubuwono VI (1823-1830)

Raden Mas Sapardan naik takhta pada 1823 yang berupaya menjaga keutuhan Surakarta dari pengaruh kolonial Belanda dan mendukung perjuangan Pangeran diponegoro.

BACA JUGA:Profil Raja Keraton Kasunanan Solo PB XIII Hangabehi, Sosok yang Pernah Pulihkan Marwah Keraton Surakarta

Ia diasingkan ke Ambon hingga wafat.

6. Paku Buwono VI (1830-1858)

Raden Mas Malikis Solikin memerintah di masa relatif damai usai berakhirnya Perang Diponegoro.

Dalam masa kepemimpinannya, sastra Jawa berkembang pesat dengan hadirnya pujangga besar Ranggawarsita.

7. Paku Buwono VIII (1858-1861)

Ia naik takhta di usia lanjut yang memimpin pemerintahan dengan singkat.

BACA JUGA:Breaking News! Raja Solo Pakubuwono XIII Wafat di Usia 77 Tahun, Keraton Surakarta Berkabung

Dalam masa kepemimpinannya, ia meninggalkan peninggalan budaya seperti Gamelan Kyai Pandu yang digunakan dalam kegiatan keagamaan.

8. Paku Buwono IX (1861-1893)

Selama lebih dari tiga dekade, Raden Mas Duksino dikenal sebagai periode transisi menuju modernitas, meski disebut Ranggawarsita sebagai "zaman edan" karena banyak pejabat istana yang menyimpang.

9. Paku Buwono X (1983-1939)

Raden Mas Sayiddin Malikul Kusno dikenal sebagai penguasa paling berpengaruh di Surakarta.

BACA JUGA:Celine Evangelista Ungkap Perjuangan Dapat Gelar Bangsawan dari Kesultanan Keraton Solo

Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami kemakmuran besar.

Ia membangun banyak fasilitas publik seperti Pasar Gede, Stadion Sriwedari dan Taman Balekambang.

10. Paku Buwono XI (1939-1945)

Bernama Raden Mas Antasena memimpin di masa sulit saat Perang Dunia II dan pendudukan Jepang.

Kala itu, kekayaan keraton banyak dirampas dan ekonomi Surakarta mengalami krisis.

BACA JUGA:Keraton Surosowan: Wisata Sejarah Banten yang Bikin Merinding, Spot Foto Prewedding Paling Ikonik!

11. Paku Buwono XII (1945-2004)

Raden Mas Surya Guritna naik takhta di usia 20 tahun.

Pada masa pemerintahannya, status istimewa Surakarta dicabut pada 1946.

Namun, ia tetap berupaya menjaga peran keraton sebagai pusat budaya Jawa hingga wafat pada 2004.

12. Paku Buwono XIII (2004-2025)

KGPH Hangabehi memimpin Keraton Solo selama dua dekade.

BACA JUGA:Celine Evangelista Sandang Gelar Kehormatan dari Raja Keraton Kesultanan Surakarta

 

 

 

 

Sosoknya dikenal aktif menjaga tradisi, merawat naskah kuno dan memperkuat nilai budaya di tengah arus modernisasi.

Kategori :