JAKARTA, DISWAY.ID-- Persaingan global dalam pengembangan vaksin Tuberculosis (TBC) semakin memanas.
Setelah Indonesia menjadi lokasi uji klinis Fase 3 untuk vaksin TBC M72 yang didukung oleh Bill and Melinda Gates Foundation, kini muncul pesaing baru: vaksin TBC berbasis inhalasi yang dikembangkan oleh perusahaan Tiongkok, CanSino Biologics, dan mitra lokalnya, PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana).
BACA JUGA:Ultras Garuda Geruduk Kantor PSSI, Tuntut Penjelasan Gagalnya Timnas di Piala Dunia 2026
BACA JUGA:9 Konser Gratis di Jabodetabek Akhir Pekan 14-16 November 2025, Ada Mahalini hingga Kerispatih!
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, dr. Taruna Ikrar telah mengonfirmasi bahwa uji klinis tahap awal, yaitu Fase 1, untuk vaksin TBC yang inovatif ini sudah resmi dimulai di Indonesia.
Inovasi Vaksin Inhalasi: Pemberian Tanpa Jarum Suntik
Vaksin TBC baru ini menarik perhatian karena mekanisme pemberiannya yang unik, yaitu melalui inhalasi (dihirup), bukan suntikan seperti vaksin TBC yang ada saat ini (BCG) maupun vaksin TBC M72 yang dikembangkan oleh yayasan Bill Gates.
"Kalau yang dari China ini, modelnya beda. Kalau sebelumnya itu lewat suntik, ini lewat inhalasi. Inhalasi itu lewat nisab, lewat udara, kenapa? Karena dia tahu, dia hitung dari entry pointnya lewat, kan penyakit TBC awalnya lewat pernafasan, dia langsung ke area-nya," ujar Taruna Ikrar saat ditemui di kantor BPOM, Jumat 14 November 2025.
BACA JUGA:11 Event Jakarta Akhir Pekan 15-16 November 2025, Banjir Konser Gratis Ada Raisa
BACA JUGA:Kumamoto Master 2025: Gregoria Mariska Tumbangkan Wakil Tuan Rumah
"Nah sekarang dia baru masuk ke uji tahap 1. Jadi tahap 1 itu karena berdasarkan model yang barunya lagi, dia merupakan perpaduan antigen-nya. Jadi begini, vaksin itu ditentukan oleh antigen," tuturnya.
Indonesia Bukan Sekadar "Kelinci Percobaan"
Kepala BPOM Taruna Ikrar sebelumnya menegaskan bahwa setiap uji klinis yang disetujui, baik vaksin TBC M72 maupun vaksin inhalasi, harus melalui evaluasi ilmiah yang ketat. BPOM berkomitmen untuk melindungi rakyat Indonesia.
"Kami sebagai Badan POM tentu sangat melindungi rakyat, kami tidak ingin rakyat hanya sekadar uji coba," tegasnya.