Disempurnakan dengan tata cahaya bernuansa sinematik serta kostum megah yang dirancang untuk memperkuat karakter, produksi ini berada di bawah arahan Lisa Macuja Elizalde dari Ballet Manila.
Sejumlah penari muda Indonesia turut ambil bagian setelah melalui proses audisi ketat. Salah satunya adalah Neva Elena.
"Bergabung dalam produksi Cinderella menjadi pengalaman yang sangat berharga. Saya banyak belajar dari para profesional Ballet Manila dan merasa bangga bisa membawa identitas Indonesia di atas panggung. Bagi saya, balet ini bukan hanya tentang dongeng, tapi perjalanan untuk mengenal diri sendiri,” ungkapnya.
Etoile Dance Center berharap pementasan Cinderella dapat menjadi tontonan yang menginspirasi banyak keluarga dan pecinta seni.
Dengan visual memukau, cerita yang menyentuh, dan pesan moral yang kuat, pertunjukan ini dirancang untuk dinikmati baik oleh penonton muda maupun penggemar balet berpengalaman.
Bagi Archangela, acara ini juga memiliki makna emosional tersendiri. Sejak mendirikan Étoile Dance Center pada 2011, ia bermimpi balet semakin dicintai di Indonesia. “Melalui tarian, saya ingin menyebarkan inspirasi. Harapan saya, suatu hari nanti Indonesia dipenuhi pertunjukan balet seperti di luar negeri, sehingga masyarakat bisa menikmatinya kapan saja,” tutupnya.