Federasi juga berargumen bahwa benturan antara Ronaldo dan O’Shea terjadi setelah sang striker terus-menerus didesak dan dilanggar di kotak penalti. Reaksi Ronaldo disebut sebagai bentuk respons spontan, bukan tindakan kekerasan yang disengaja.
3. Rekam Jejak Disiplin Ronaldo yang Hampir Sempurna
Selama 225 penampilan internasional, Ronaldo tidak pernah menerima kartu merah langsung. Catatan ini akan ditonjolkan sebagai bukti kuat bahwa insiden di Dublin adalah kejadian yang tidak lazim dan tanpa niat buruk.
Presiden FPF, Pedro Proenca bahkan turun langsung memimpin penyusunan dokumen pembelaan, menunjukkan betapa pentingnya kasus ini bagi federasi.
BACA JUGA:Blak-blakan! Cristiano Ronaldo Tak Takut Tanpa Trofi Piala Dunia: Saya Sudah Ukir Sejarah Sendiri
Roberto Martinez: Cristiano Ronaldo Tak Lakukan Kekerasan!
Pelatih Portugal, Roberto Martinez, juga angkat suara dan meminta FIFA mempertimbangkan kembali klasifikasi pelanggaran Cristiano Ronaldo.
Menurutnya, sejak menit awal pertandingan, O’Shea dan beberapa pemain Irlandia terus memprovokasi Ronaldo, baik secara fisik maupun verbal.
“Itu bukan tindakan kekerasan. Pemain lain mungkin saja jatuh dan mencari penalti. Ronaldo justru mencoba melanjutkan permainan,” kata Martínez.
Ia menyebut skorsing panjang akan sangat tidak adil mengingat konteks insiden tersebut.
BACA JUGA:Cristiano Ronaldo Ungkap Pensiun dari Sepak Bola: Saatnya Menutup Perjalanan Emas
Portugal Resmi Ajukan Banding
Media Portugal mengonfirmasi bahwa FPF telah mengirimkan permohonan banding ke FIFA dengan harapan hukuman Ronaldo dapat dipangkas menjadi satu laga saja—memberinya peluang hadir sejak pertandingan pertama Piala Dunia 2026.
Keputusan FIFA mengenai banding ini diperkirakan menjadi salah satu kabar paling ditunggu dalam minggu-minggu ke depan, mengingat dampaknya terhadap perjalanan Portugal di turnamen besar mendatang.