Sementara itu, pemain naturalisasi Timnas Indonesia Kevin Diks mengungkapkan kekagumannya terhadap atmosfer Stadion Gelora Bung Karno (GBK).
Menurutnya, bermain di GBK memberi energi luar biasa, tidak kalah dengan stadion kelas dunia yang pernah ia singgahi.
Diks, yang pernah membela FC Copenhagen hingga klub Eropa lainnya, menyamakan atmosfer GBK dengan dua stadion paling panas di Turki:
Rams Park (markas Galatasaray) dan Papara Park (markas Trabzonspor)
“Di Rams Park, 5 menit pertama seperti ujian berat. Bahkan pemanasan di Trabzon saja sudah penuh tekanan,” ujarnya.
BACA JUGA:Pep Guardiola Ngebet Datangkan Arda Guler dari Real Madrid, Manchester City Tawarkan Harga Fantastis
BACA JUGA:Gian Piero Gasperini Setujui Transfer Joshua Zirkzee ke AS Roma, Tunggu Keputusan Manchester United
Namun bagi Diks, GBK tidak kalah menggetarkan.
“Dukungan suporter Indonesia benar-benar gila. GBK punya energi yang membuat pertandingan terasa seperti panggung besar.”
Ia menyebut tiga stadion dengan atmosfer paling “menggila”: Rams Park, Papara Park, dan GBK.
Kombinasi kabar kedatangan pelatih baru, evaluasi peringkat FIFA, keputusan pemain lokal bertahan, serta dukungan besar para pemain naturalisasi menunjukkan bahwa transformasi besar sedang berlangsung.
Garuda memasuki fase baru. Fase yang menuntut kerja keras, strategi matang, dan mental tak menyerah.
BACA JUGA:Terungkap! Strategi Barcelona Lindungi Lamine Yamal sebelum Debut di Usia 15 Tahun
BACA JUGA:Timur Kapadze Mundur dari Uzbekistan Demi Latih Timnas Indonesia? Bung Harpa Ungkap Info A1
Dan jika semua elemen bersatu, era kebangkitan Timnas Indonesia bukan hanya cerita tapi kenyataan.