BACA JUGA:Badan Geologi ESDM Imbau Warga Jauhi Jalur Guguran Lava Pasca Peningkatan Level Erupsi Semeru
Putri juga menyoroti pentingnya pengawalan proses produksi makanan.
"Mengawal keamanan pangan dan cara pengolahan, termasuk pembatasan gula, garam, lemak, ultra processed food, serta higiene dapur. (Ini juga bisa kerja sama dengan profesi teknologi pangan atau food service untuk mengawal proses produksi dan distribusi)," terangnya.
Tak hanya dalam penyusunan menu, Putri menegaskan bahwa ahli gizi juga memiliki peran besar dalam edukasi gizi bagi masyarakat.
"Karena program MBG digelar di seluruh Indonesia dengan konteks daerah yang sangat beragam, justru keberadaan ahli gizi penting untuk memastikan standar gizi yang tertulis di kebijakan betul-betul muncul di piring masyarakat, bukan hanya berhenti di atas kertas.
Dan penerima manfaat juga dapat menerima edukasi gizi, harapannya sekaligus dapat meningkatkan literasi gizi masyarakat Indonesia," paparnya.
Ia berharap adanya kolaborasi lintas profesi untuk memperkuat implementasi program MBG.
"Harapannya program MBG ini dapat membuka peluang kolaborasi antara ahli gizi dan profesi lain seperti teknologi pangan, food service, peramu masak/chef, K3, akuntan, dan lain lain," tutupnya.