bannerdiswayaward

Badan Geologi ESDM Imbau Warga Jauhi Jalur Guguran Lava Pasca Peningkatan Level Erupsi Semeru

Badan Geologi ESDM Imbau Warga Jauhi Jalur Guguran Lava Pasca Peningkatan Level Erupsi Semeru

Badan Geologi ESDM mengimbau warga menjauhi titik-titik rawan guguran lava pasca erupsi Semeru yang naik ke level IV atau Awas-Dok. BNPB-

LUMAJANG, DISWAY.ID - Gunung Semeru kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik.

Pada Rabu 19 November 2025, pukul 14.13 WIB, terjadi erupsi berupa awan panas. 

BACA JUGA:Disdukcapil Kabupaten Tangerang Perluas Layanan Adminduk ke 29 Kecamatan

BACA JUGA:BNPB Pantau Dampak Kenaikan Status Aktivitas Vulkanik Erupsi Gunung Semeru

Jarak luncur awan panas tidak dapat dipastikan karena kondisi visual gunung tertutup kabut.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Wafid, menyampaikan bahwa rangkaian awan panas terjadi terus-menerus dan bukan kejadian tunggal.

“Awan panas yang terjadi merupakan awan panas yang berlangsung secara beruntun, bukan kejadian tunggal. Awan panas masih berlangsung dengan amplitudo maksimum 37 mm hingga laporan ini dibuat pada 15:58 WIB,” ujar Wafid dalam keteranganya.

Ia menjelaskan bahwa aktivitas erupsi dan guguran lava masih terjadi, namun pengamatan visual kerap terhambat cuaca.

BACA JUGA:Pantau Order & Dokumen Secara Live! Semua Bisa lewat Asisten Virtual Wanda

“Dalam periode ini jumlah gempa yang terekam menunjukkan aktivitas kegempaan di Gunung Semeru masih tinggi, terutama gempa letusan, guguran, dan harmonik. Terjadi peningkatan kejadian gempa guguran dan berkorelasi dengan pengamatan visual yang menunjukkan guguran lava pijar semakin intensif ke arah Besuk Kobokan,” jelasnya.

Wafid menambahkan bahwa pola kegempaan menandakan adanya suplai material dari bawah permukaan gunung.

“Gempa-gempa yang terekam mengindikasikan masih adanya supply dari bawah permukaan G. Semeru bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan melalui letusan dan hembusan,” katanya.

Ia juga mengungkapkan bahwa nilai variasi kecepatan relatif (dv/v) menunjukkan penurunan sejak pertengahan Oktober 2025, yang mengindikasikan peningkatan tekanan di dekat permukaan tubuh gunungapi. 

Meski demikian, pemantauan deformasi menunjukkan pola stabil.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads