Program MBG Dongkrak Usaha Jasa Sewa Mobil: Hemat Modal, Minim Risiko dan Menjawab Kebutuhan Pasar

Selasa 25-11-2025,16:35 WIB
Reporter : Dimas Rafi
Editor : Reza Permana

BEKASI, DISWAY.ID –  Tidak hanya terdampak pada peningkatan gizi para pelajar Tanah Air, namun program MBG majukan jasa sewa mobil.

Hal ini disampaikan oleh Erwin Alexander yang merupakan pemilik usaha sewa mobil untuk operasional MBG (Makan Bergizi Gratis).

Dengan banyaknya permintaan akan sewa mobil untuk mengantar makanan dari SPPG ke sekolah-sekolah, Erwin yang sebelumnya pengusaha konstruksi dan general trading asal Kota Bekasi, memutuskan untuk membuka sewa mobil.

Menurut Erwin ini merupakan sebuah peluang usaha yang bukan hanya menguntungkan, tetapi juga membawa manfaat sosial yang lebih luas.

BACA JUGA:Fakta! Ayah Tiri Alvaro Sempat Pura-pura Cari Alvaro Kelabui Polisi

BACA JUGA:Jay Idzes, Emil Audero, dan Kevin Diks Tegaskan Komitmen: Siap Mendukung Siapa Pun Pelatih Baru Timnas Indonesia

Erwin menjelaskan, dari pada membeli mobil dengan investasi yang cukup besar, kenapa pengelola SPPG tidak menyewa saja, karena hal ini akan jauh lebih murah dan tidak terlalu membebani modal usaha.

“Untuk satu unit mobil saja perlu modal sekitar Rp240–250 juta, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan program MBG dalam mengantarkan makanan dibutuhkan lebih dari satu unit, belum biaya operasional dan service,” terangnya.

"Kalau bisa hemat, kenapa harus boros," jelas Erwin saat dihubungi disway.id.

Menurut pria berusia 52 tahun ini, dengan skema sewa, prosesnya jauh lebih ringan, karena pengusaha SPPG hanya perlu memenuhi persyaratan administrasi seperti KTP, NPWP, legalitas badan usaha, hingga dokumentasi dapur produksi.

Setelah disetujui, pengusaha SPPG hanya tinggal meyiapkan driver, maka unit mobil dikirim tanpa harus mengeluarkan uang muka.

"Ini bukan beli mobil, bukan kredit. Ini murni sewa. Tidak ada DP. Mobil keluar setelah kontrak berjalan satu sampai dua tahun," jelasnya.

BACA JUGA:Berkat Klasterisasi PNM, Nasabah Merasa Didampingi dan Usaha Kian Bertumbuh

BACA JUGA:Kemenpora Gandeng Kejagung, Erick Thohir: Transparansi Pengelolaan Program Pemuda dan Olahraga Jadi Prioritas

Menariknya lagi, Erwin memberikan skema fleksibilitas kepemilikan, di mana dalam program ini, penyewa dapat memiliki mobil tersebut dengan skema ‘refill new’.

“Jika pengusaha SPPG kemudian ingin memiliki mobil tersebut kami membuka diri untuk melakukan negosiasi yang tentunya saling menguntungkan,” terangnya.

Masih dengan Erwin, pengusaha rental ini mengungkapkan jika dirinya pada awalnya mengenal program MBG melalui pihak Kadin Kota Bekasi.

Dirinya mendapatkan informasi jika program MBG ini membutuhkan armada untuk mendukung operasional dapur SPPG.

BACA JUGA:Jadwal Cuti Bersama Nataru 2025, Lengkap dengan Tanggal Merah di Akhir Tahun

BACA JUGA:Profil dan Rekam Jejak Hans Patuwo, Calon CEO GoTo Baru Pengganti Patrick Walujo

Sejak dibukanya bisnis rentak ini, dari 300 data calon penyewa yang masuk, hanya sebagian yang dapat diproses pada tahap awal.

"Batch pertama saja sudah 150 mobil keluar. Karena satu dapur butuh dua mobil, artinya 75 dapur sudah disetujui," katanya.

Erwin sendiri menilai bisnis rental mobil untuk kebutuhan program MBG dangatlah bagus, bahwa diirnya juga membuka diri bagi pemodal yang ingin berinvestasi pada usaha ini.

Tidak hanya itu, menurut pengusaha tersebut dirinya juga mampu menyiapkan armada hingga seribu mobil jika ada permintaan.

BACA JUGA:Kapan Libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 Resmi Pemerintah, Ini Jawaban dan Rekomendasi Cuti

BACA JUGA:Gus Yahya Akui Pernah Bertemu Netanyahu di Israel: Semua Demi Perjuangan Palestina

Erwin menegaskan bahwa bisnis sewa mobil MBG berjalan tanpa hambatan berarti, baik penyewaan mobil maupun kredit alat pendukung lainnya, semua berjalan baik selama pihak penyewa memiliki keseriusan.

"Kita nggak minta duit, yang penting persyaratannya lengkap. Masalah biasanya ada pada kesungguhan orangnya," tuturnya.

Untuk operasional sendiri, sesuai Juknis MBG, satu unit mobil harus dilengkapi dua orang pekerja, sopir dan kondektur.

Meski dinamika dan perubahan Juknis terjadi, bahkan hingga versi ketiga dan ia menilai hal itu bagian dari proses penyempurnaan.

Sebagai vendor, Erwin menegaskan tiga harapan utama yaitu sinergitas antar semua pihak dalam pelaksanaan program.

BACA JUGA:Kapan Libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 Resmi Pemerintah, Ini Jawaban dan Rekomendasi Cuti

BACA JUGA:Gus Yahya Akui Pernah Bertemu Netanyahu di Israel: Semua Demi Perjuangan Palestina

Percepatan realisasi program pemerintah, terutama terkait pengadaan dan distribusi armada serta keseragaman kendaraan sesuai juknis MBG, termasuk jenis mobil box wing dan blind van yang digunakan untuk kebutuhan katering lapangan.

"Semua harus sesuai aturan. Seperti ngaji, ada tajwidnya. Program juga harus punya SOP," ujarnya.

Erwin yang menjalankan usahanya di wilayah Marga Jaya, Bekasi ini menegaskan bahwa tujuan utamanya bukan sekadar keuntungan finansial.

"Yang penting manfaatnya. Rezeki akan ikut dengan sendirinya. Win-win solution, ekonomi berputar, masyarakat terbantu," pungkas diaz

Keputusannya merambah bisnis penyewaan mobil MBG merupakan respons terhadap peluang pasar yang tumbuh pesat seiring program Bantuan Gizi Nasional.

Kategori :