Survei KIC: Biaya Promosi di E-Commerce Paling Efektif Tingkatkan Penjualan

Kamis 27-11-2025,12:39 WIB
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Editor : Marieska Harya Virdhani

Ketiga, seller menilainya dari segi hasil (8,31); dan keempat, sebagai kontribusi (8,56).

Hal ini memperkuat temuan bahwa "mayoritas seller benar-benar merasakan hasil dan kontribusi nyata dari biaya yang mereka keluarkan terhadap performa bisnis."

Dari sisi manfaat, komponen-komponen biaya itu dinilai mayoritas (91,2%) responden sebanding dengan hasil yang didapat. Terutama, dalam hal visibilitas, traffic pembeli, dan dukungan fitur promosi yang ditawarkan.

BACA JUGA:Penjualan Tesla Babak Belur di Eropa, Penjualan Anjlok 89% di Swedia

"Dari biaya yang seller keluarkan untuk berjualan di e-commerce, sebagian besar seller menilai

bahwa biaya platform e-commerce tersebut sudah sebanding dengan manfaat yang mereka peroleh," ungkap Fakhridho.

Diah Ayu Normalitasari, pemilik Toko Diah Shop/Pawon Lita, menilai biaya tambahan di e-commerce sebagai keniscayaan dalam jual beli online sekaligus sebagai bentuk investasi operasional. Bahwa, akses layanan dan fasilitas promosi e-commerce perlu diimbangi dengan kontribusi biaya dari seller.

“Customer juga paham ada biaya platform dan tetap membeli, jadi masih bisa kami sesuaikan. Kadang kalau ditanya kenapa harga naik, saya jelaskan sekarang banyak program promo dan biaya admin juga, mereka ngerti karena sering belanja online,” ujarnya.

BACA JUGA:Penjualan Tesla Babak Belur di Eropa, Penjualan Anjlok 89% di Swedia

Biaya Promosi

Dari ragam komponen biaya, responden paling banyak mengalokasikan biaya untuk program diskon atau promo (16,7%). Komponen biaya berikutnya yang banyak dikeluarkan seller ialah biaya operasional tambahan (15,1%), admin fee/komisi (14,5%), biaya iklan (14,2%), biaya kampanye (13,7%), biaya ongkir subsidi (13,2%), dan payment fee (12,7%).

"Temuan ini menunjukkan bahwa strategi harga dan promosi masih menjadi pendekatan utama seller secara umum dalam menarik pembeli dan meningkatkan volume penjualan," menurut KIC.

Soal promosi, alokasi untuk biaya iklan dan kampanye berbayar juga menunjukkan tren proporsi yang cukup besar, terutama pada seller yang mengutamakan berjualan di TikTok Shop (15,4%), Tokopedia (15,2%), dan Shopee (13,8%).

BACA JUGA:Dewan Kota Milan Setujui Penjualan San Siro ke Inter dan AC Milan, Stadion Bersejarah Akan Diratakan!

Efektivitas fitur promosi dan iklan hanya sebagian dari banyak alasan pemilihan platform berjualan. Riset KIC menunjukkan Shopee dominan dipilih sebagai kanal penjualan prioritas (57,8%). Para penjual beranggapan Shopee, selain terkait efektivitas fitur iklannya, punya kecocokan dengan target pasar (63,2%) dan kemudahan berinteraksi dengan pembeli (52%).

"TikTok Shop menarik karena konten yang interaktif dan karakter pengguna yang cenderung mudah tertarik dengan promo konten yang menghibur, sementara Shopee dianggap lebih transparan dan responsif dalam hal customer service," menurut keterangan salah satu responden, Toko Hanana Shop.

Mayoritas seller yang disurvei juga mengakui platform ecommerce menjadi tempat paling efektif untuk berjualan.

Kategori :