JAKARTA, DISWAY.ID -- Antusiasme mahasiswa untuk mengikuti program magang di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI kembali menayangkan siaran besar.
Dari total 296 kuota magang yang disediakan, lembaga ini menerima lebih dari 4.000 pendaftar dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Jumlah pelamar yang membeludak tersebut mencerminkan tingginya minat generasi muda terhadap bidang pengawasan obat dan makanan, sekaligus memanfaatkan skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang tengah digalakkan pemerintah.
BACA JUGA: Akses Terisolasi, Kemendagri Fokus Pulihkan Akses Komunikasi di Banjir Sumut-Sumbar
Kepala BPOM RI, Prof. Taruna Ikrar, mengungkapkan bahwa dari ribuan pelamar yang mendaftar melalui berbagai skema kerja yang sama, BPOM hanya dapat mengakomodasi kuota sesuai yang disepakati dengan Kementerina Ketenagakerjaan.
“Nah tahun ini kita kebagian tugas-tugas dari pemerintah pusat khususnya dari Kementerian Tenaga Kerja kita dapat jatah 296,” ujar Prof. Taruna Ikrar, Kamis 27 November 2025
"Dan ternyata yang mendaftar untuk magang itu saya lihat tadi jumlah 4.066 berarti yang dikirimkan tadi itu cuma sekitar 5 persen ya. Sedikit sekali yang nyata," sambungnya.
Beliau menambahkan bahwa rasio perbandingan kuota yang tersedia dengan jumlah pelamar sangat ketat, mencerminkan BPOM sebagai salah satu instansi pemerintah yang paling diminati untuk tempat magang.
“Dan insyaallah saya kira di tahun 2025 ini badan POM memasuki era baru bahwa kita juga ingin berpartisipasi secara ekonomi bertanggung jawab menjadikan negara yang sejahtera negara yang memiliki penghasilan tinggi atau negara berpenghasilan tinggi,” ujar Taruna.
BACA JUGA: Kemenkes Belum Jatuhkan Sanksi Atas RS di Papua yang Menyebabkan Kematian Irene Sokoy dan Bayinya
Tujuan Program Magang dan Bidang Fokus
Program magang ini tidak hanya sekedar formalitas, tetapi dirancang untuk memberikan pengalaman praktis yang relevan dengan disiplin ilmu mahasiswa.
Para peserta magang akan ditempatkan di berbagai unit kerja strategis BPOM, baik di kantor pusat maupun di Balai Besar/Balai POM di daerah, dengan fokus pada: