MALUT, DISWAY.ID-- Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) PSI di Maluku Utara berlangsung panas setelah Ketua Harian DPP PSI, Ahmad Ali, melontarkan kritik tajam terhadap cara pandang politik lama yang masih kerap mengklaim lahirnya seorang pemimpin.
Ahmad Ali menekankan bahwa tidak ada pihak mana pun yang berhak mengatasnamakan diri sebagai pencipta atau pemilik seorang pemimpin.
BACA JUGA:Detik-detik Kecelakaan Gary Iskak: Naik RX King Lalu Terpelanting
BACA JUGA:Panduan Lengkap Cara Ajukan KUR BSI 2025 Plafon Rp50 Juta, Tenor 5 Tahun Berapa Cicilannya?
"Kalau ada yang bilang ‘dia bisa jadi pemimpin karena saya, karena partai ini’, itu bohong besar. Tidak ada manusia yang bisa menentukan itu. Pemimpin lahir karena kehendak Allah, bukan karena ego siapa pun," tegasnya Ahmad Ali, Sabtu, 29 November 2025.
Dia menilai, masyarakat perlu meninggalkan narasi elitis yang memposisikan partai seolah menjadi "pabrik keturunan" atau alat pewarisan kekuasaan.
"Pak Jokowi itu tukang kayu. Tapi beliau menjadi Presiden RI. Jadi jangan pernah ada yang merasa paling berjasa atau paling berhak menentukan siapa yang boleh memimpin," tuturnya.
BACA JUGA:Viral Video Dirut Tirta Patriot Diduga Tertidur di Rapat DPRD, Publik Bereaksi: Desak Sanksi
BACA JUGA:Verona Films Rilis Film Horor RIBA, Diangkat dari Kisah Nyata dan Thread 3,9 Juta Views
Dalam pernyataannya, Ahmad Ali juga menyentil keras praktik politik dinasti yang menurutnya masih mengakar kuat.
"Di PSI tidak ada pemilik tunggal. Bukan keluarga tertentu, bukan elite tertentu. 'Pemegang saham' PSI adalah seluruh ketua, pengurus, dan kader di setiap daerah yang bekerja siang-malam membesarkan partai ini. Kalau mau klaim, klaim kerja keras, bukan klaim tak berdasar," katanya.
Dia kembali menegaskan bahwa PSI hadir sebagai antitesis dari pola politik usang yang selama ini membatasi ruang gerak generasi muda.
"Kita ini bukan partai yang mau mengulang politik kuno. Kita hadir untuk menghancurkan tembok itu, bukan untuk mewarisinya," tegas Ahmad Ali.
BACA JUGA:Polri Kerahkan Pesawat dan Bantuan Besar untuk Korban Bencana di Aceh, Sumut dan Sumbar