JAKARTA, DISWAY.ID -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh memberikan penjelasan, terkait pelibatan empat gajah terlatih untuk membantu membersihkan puing-puing kayu akibat banjir bandang, melanda pemukiman warga di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
Kepala BKSDA Aceh, Ujang Wisnu Barata, menegaskan bahwa penurunan gajah-gajah tersebut ke lokasi bencana telah direncanakan dengan sangat matang, dengan mengutamakan prinsip kesejahteraan satwa (animal welfare).
Sebelum gajah-gajah jinak diterjunkan, tim dari BKSDA Aceh terlebih dahulu melakukan survei menyeluruh untuk menilai kondisi lokasi, aksesibilitas, tingkat keamanan, serta kebutuhan operasional.
BACA JUGA:Wamendagri Koordinasikan Pemenuhan Dokter di Lokasi Bencana Banjir Sumatera
“Hasil survei tersebut menjadi dasar dalam penentuan rute, titik kerja, area istirahat gajah, dan pengaturan durasi kerja yang disesuaikan dengan kemampuan serta kondisi satwa,” ujar Ujang dalam keterangannya pada Selasa, 9 Desember 2025.
Ujang menjamin pihaknya selalu menjaga kesehatan gajah.
Menurutnya, tim memastikan bahwa area istirahat telah dipersiapkan secara memadai, termasuk ketersediaan pakan yang cukup, suplemen pendukung, serta sistem pemantauan kesehatan yang dilakukan secara berkala.
Selain itu, kebutuhan air minum satwa juga menjadi perhatian utama.
Ia menyebut untuk menjamin kecukupan konsumsi air, tim menyiagakan satu unit mobil slip-on berisi tangki dan selang air yang standby setiap saat di lokasi kerja.
BACA JUGA:Cara Ikut Lelang KPK saat Hakordia 2025 di lelang.go.id, Beli Barang Rampasan Korupsi
"Pemanfaatan gajah terlatih untuk penanganan bencana sebenarnya telah diterapkan di beberapa negara Asia termasuk Indonesia, dan merupakan salah satu bentuk pemanfaatan gajah secara lestari dengan prinsip kehati-hatian," imbuhnya.
Ia menilai gajah memiliki kemampuan yang membuatnya efektif dalam penanganan bencana selama dilakukan secara aman, didampingi mahout/petugas, dan mengedepankan kesejahteraan satwa.
“Keempat Gajah terlatih diangkut menggunakan truk langsir dari tempat tambat menuju lokasi target penanganan, hal ini dilakukan untuk keamanan dan keselamatan Gajah termasuk menghindari stres sebelum mendukung penanganan area terdampak banjir”, ujar Ujang.