Samuel Eto’o Diduga Tekan Pelatih Kamerun Coret Vincent Aboubakar, Lindungi Rekor Gol AFCON?

Jumat 12-12-2025,06:49 WIB
Reporter : Risto Risanto
Editor : Risto Risanto

JAKARTA, DISWAY.ID - Persiapan Kamerun menuju Piala Afrika (AFCON) 2025 kembali porak-poranda setelah muncul laporan bahwa Presiden FECAFOOT, Samuel Eto’o diduga menekan jajaran pelatih agar tidak memasukkan kapten tim, Vincent Aboubakar, ke dalam daftar skuad utama.

Menurut laporan The Sun, Samuel Eto’o disebut mencoba menghalangi Aboubakar dipanggil untuk mempertahankan rekor golnya sebagai top skor sepanjang masa turnamen tersebut.

Mantan penyerang Barcelona dan Inter Milan itu dikabarkan tidak ingin rekor 18 gol miliknya terancam oleh Aboubakar, yang tampil luar biasa dalam beberapa edisi terakhir dan mencetak delapan gol pada AFCON 2021.

BACA JUGA:Tuntas! 9 Negara Zona AFCON Lolos Piala Dunia 2026, Penantian 16 Tahun Afrika Selatan

Sebagai pemain yang dianggap ujung tombak utama Kamerun, Vincent Aboubakar memiliki peran besar dalam perjalanan “Singa Tak Terkalahkan”.

Ia dikenal sebagai salah satu striker paling konsisten, baik di level klub maupun tim nasional.

Hingga kini, FECAFOOT belum memberikan pernyataan resmi mengenai tuduhan tersebut.

Akan tetapi pengamat sepak bola menilai rumor tersebut kembali memperlihatkan situasi internal tim nasional yang kian memanas.

Kontroversi ini langsung memicu reaksi luas dari para pendukung, dengan banyak yang khawatir masalah internal justru bisa mengganggu fokus tim menuju AFCON 2025 di Maroko.

BACA JUGA:AS Roma Hajar Celtic 3-0, Dua Kekalahan Beruntun Warnai Era Wilfried Nancy

Dengan status sebagai lima kali juara Afrika, Kamerun datang ke turnamen dengan ekspektasi besar. Namun isu pencoretan Aboubakar kini menimbulkan pertanyaan apakah kisruh internal ini akan merusak ambisi mereka.

Krisis Internal Makin Dalam, Persiapan AFCON Terancam

Kekacauan ini datang di waktu yang genting bagi Kamerun. Tim nasional baru saja gagal melaju ke Piala Dunia 2026 setelah disalip Tanjung Verde di klasemen akhir grup, dan kini persoalan serupa mengancam perjalanan mereka di ajang kontinental.

Laporan menyebutkan adanya dualisme dalam struktur pelatih, daftar skuad ganda, serta otoritas yang saling bersaing.

Kondisi tersebut membuat persiapan berjalan tanpa arah yang jelas. Seorang sumber internal menyebut situasi ini sebagai “krisis tanpa kepemimpinan”.

BACA JUGA: Terprovokasi, Samuel Eto'o Minta Maaf Usai Hajar Seorang Penggemar Aljazair

Kategori :