Junaedi menceritakan pengalamannya ketika sang anaknya terkadang telat sarapan dan harus segera berangkat ke sekolah.
Dengan hadirnya program MBG ini, Juanedi tak khawatir lagi terhadap asupan gizi anaknya di sekolah.
"Program MBG ini sangat membantu, terutama bagi orang yang benar-benar kurang mampu. Apalagi untuk anak yang tak sempat sarapan di rumah," katanya.
Selain itu, ada satu hal yang selalu membuatnya bergairah memasak, yakni ketika dirinya mengeksplorasi menu masakan.
Bersama dengan delapan koki lainnya di SPPG, mereka kerap berdiskusi untuk menu-menu yang akan dihidangkan.
BACA JUGA:105 SPPG di Aceh Beralih Jadi Dapur Umum, 562.676 Porsi Disalurkan ke Warga Terdampak
BACA JUGA:Infrastruktur SPPG Tridadi 3 Diakui Paling Higienis
"Tak ada kendala untuk menjadi menu-menu baru. Malah kita suka mengeksplorasi menu," ungkap Junaedi.
Junaedi juga berharap program MBG ini dapat terus dilanjutkan.
Ia ingin program pemenuhan makanan bergizi tersebut menjadi salah satu program tetap di pemerintahan.
Sementara itu, Rukmini (29), salah satu pegawai di bagian pengemasan di SPPG Bojong Koneng, juga merasa bersyukur dengan adanya program MBG.
Ia bercerita bahwa sebelumnya ia hanya seharian tidur di rumah karena menganggur, namun saat ini ia sudah memiliki pekerjaan untuk membantu perekonomian keluarga.
"Tadinya seharian di rumah tidur, sekarang ada kerjaan. Terus anak-anak juga dapat manfaat makan bergizi," kata Rukmini.
BACA JUGA:Kemenkop Optimalkan Koperasi Suplai Bahan Baku untuk SPPG Program MBG
BACA JUGA:'Surat Cinta' dari Siswa untuk SPPG Meruya Utara II: Terima Kasih untuk MBG-nya, Rate 1.000 dari 10
Rukmini sangat bersemangat walau harus berangkat dari rumah pukul 02:30 WIB dini hari untuk bisa menyiapkan ribuan porsi makanan untuk anak-anak sekolah.