BANGKOK, DISWAY.ID - Ganda Putra Indonesia Bagas Maulana/Leo Rolly takluk di atas ganda Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik di Semifinal badminton SEA Games 2025 Thailand di Thammasat University Rangsit Campus, Bangkok, Sabtu, 13 Desember 2025.
Langkah ganda andalan Indonesia terhenti usai mendapat perlawanan sengit unggulan pertama dengan dua gim langsung dengan skor 10-21, 12-21.
BACA JUGA:So Sweet! Ini Isi Surat Tiffany SNSD dan Byun Yohan yang Konfirmasi akan segera Menikah
BACA JUGA:Dari Jalan hingga Air Bersih, Kementerian PU Gaspol Pulihkan Langkat Pascabanjir
Leo secara terbuka mengungkap faktor utama yang membuat mereka gagal mengembangkan permainan sejak awal laga. Menurutnya, tekanan dari servis lawan langsung berdampak besar pada jalannya pertandingan.
"Saya evaluasi diri sendiri, dari awal sudah tertekan dari servis mereka. Tiba-tiba poinnya langsung jauh. Dari sana kami mungkin agak goyang," ungkap Leo dalam keterangan resmi PBSI.
Ia mengakui bahwa kondisi tersebut membuat mereka kesulitan membangun tempo permainan yang seharusnya menjadi senjata utama mereka.
Leo menyebut keputusan taktis yang terlambat di area depan lapangan turut memperparah situasi.
BACA JUGA:Adopsi Mobil Listrik di Indonesia Masih Terbatas, Early Adopter Jadi Penggerak Utama
"Harusnya saya mempercepat tempo di depan, tapi tidak bisa," tegasnya.
Hal senada disampaikan Bagas Maulana. Ia menilai secara umum pola permainan tidak jauh berbeda, namun Leo/Bagas gagal menemukan ritme sejak awal gim pertama.
Start lambat menjadi titik krusial yang dimanfaatkan maksimal oleh pasangan Malaysia.
"Secara permainan kurang lebih sama, cuma kami belum bisa mendapatkan ritme yang baik. Gim pertama ketinggalan karena kecolongan dari start-nya. Mereka bisa langsung in," jelas Bagas.
BACA JUGA:UPDATE! Klasemen Medali SEA Games 2025 Sore ini, Indonesia Raih 2 Emas Lewat Cabor Menembak
Dominasi Aaron Chia/Soh Wooi Yik terlihat jelas dengan tekanan agresif sejak poin-poin awal, membuat Leo/Bagas terus berada dalam posisi terkejar. Upaya bangkit di gim kedua pun tak cukup untuk membendung konsistensi lawan.