Stabilitas termal dan struktur sel yang lebih kokoh juga memastikan pengalaman berkendara yang lebih halus, aman, dan konsisten di berbagai kondisi.
Pertumbuhan pesat pasar EV di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menjadikan ASSB sebagai elemen strategis dalam ekspansi GAC.
Teknologi ini akan mulai diterapkan pada model-model baru, termasuk HYPTEC mulai 2026, guna menghadirkan EV berdaya jelajah panjang yang memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia.
Dengan keunggulan energi, jangkauan, dan kenyamanan berkendara, ASSB semakin memperkuat daya saing GAC sekaligus membuka peluang kolaborasi lokal dan riset jangka panjang untuk mendukung ekosistem EV nasional.
“ASSB merupakan langkah besar menuju mobilitas yang lebih maju dan berkelanjutan. Dengan jelajah lebih panjang dan pengalaman berkendara yang premium, teknologi ini akan mempercepat adopsi EV di Indonesia," ujar Andry Ciu, CEO GAC Indonesia.
"Didukung kehadiran fasilitas manufaktur GAC di Tanah Air, kami berkomitmen menghadirkan inovasi global sekaligus memperkuat industri otomotif nasional,” tambahn Andry.
BACA JUGA:Diskusi Bawah Pohon KBM UNINDRA: Dorong Kesejahteraan Guru dan Dosen Demi Kualitas Mutu Pendidikan
Saat ini, di Indonesia juga sudah tersedia beberapa lineup dar GAC. Diantaranya, AION V sebagai model global yang sukses dengan pilihan jarak tempuh 505 km dan 602 km serta fitur in vehicle refrigerator dengan tiga mode pengaturan, mendinginkan, membekukan dan menghangatkan. Selanjutnya, AION Y Plus 410 km dan terjauh 490 km yang dibekali dengan LED DRL Angel Wings.
Model baru AION UT juga hadir sebagai hatchback listrik dengan jarak tempuh 500 km atau paling jauh di kelasnya di Indonesia.
Sementara untuk model premium hadir pada Hyptec HT dengan segudang fitur yang tidak ada di kelasnya hingga jarak tempuh lebih dari 600 kilometer dan filosofi private jet.