BACA JUGA:Kemendikdasmen Integrasikan Asesmen Nasional ke TKA Mulai 2026, Ini Perubahannya
Ia menegaskan, pemerintah telah bersusah payah dan bekerja keras untuk memulihkan kondisi para korban.
"Sebagai warga negara kita wajib membantu negeri, negeri sedang susah, negeri sedang berduka, ayo kita bergandengan tangan, baik cerdik pandai, pengusaha, baik relawan, yuk kita sama-sama, pasti ini kita bisa menanggulangi kalau kita bersatu," tutur Jusuf Hamka.
Babah Alun juga menyayangkan masih ada sejumlah pihak justru mengkritik kerja keras yang sudah dilakukan pemerintah. Padahal, menurutnya pemerintah sudah bekerja keras sejak hari pertama tanpa sorotan kamera untuk menanggulangi dampak banjir bandang dan tanah longsor di Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.
Ia mengajak seluruh pihak menyamakan persepsi untuk kebaikan pada korban. Bukan hanya pandai mengkritik atas apa yang dilakukan pemerintah, tetapi ikut bergotong royong, ringan tangan untuk membantu para korban bencana, apapun bentuk bantuannya.
"Mau pampers, mau kasur, torn air bersih, makanan biskuit kita bantu, kalau tidak bisa, jangan kita pandai mengkritik, tetapi kita pandai berdoa saja, kasih doa saja," tegas Babah Alun.
BACA JUGA:5.044 Personel Gabungan Amankan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 di Jakarta
"Kalau di agama saya itu, 'sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat buat orang banyak," tambah Jusuf Hamka.,
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 22 Desember 2025, bencana Pulau Sumatera merenggut 1090 korban jiwa, 186 orang hilang, dan 7 ribu orang terluka. Banjir dan tanah longsor di tiga provinsi ini juga membuat 147.236 rumah rusak, merusak 219 fasilitas kesehatan, 145 jembatan, dan 434 rumah ibadah. (*)