JAKARTA, DISWAY.ID - Maskapai China Eastern Airlines menyatakan semua penumpang dan awak tidak ada yang selamat dalam insiden pesawat jatuh.
Kecelakaan tersebut diketahui terjadi di desa dekat Kota Wuzhou, Provinsi Guangxi, Senin, 21 Maret 2022.
Pesawat bernomor MU5735 yang kecelakaan itu dilaporkan membawa 132 orang terdiri dari 123 penumpang dan 9 awak pesawat.
BACA JUGA:Gila! Yamaha Fazzio Jakarta - Kuningan Cuma Rp38 Ribuan Saja, Berkat Teknologi Blue Core Hybrid
"Pihak perusahaan menyampaikan belasungkawa yang mendalam untuk para penumpang dan awak pesawat yang meninggal dunia dalam kecelakaan," dikutip dari RRI, pada 22 Maret 2022.
Sebelum kecelakaan, pesawat China Eastern Airlines itu mulanya lepas landas dari ibu kota Provinsi Yunnan, Kunming menuju ibu kota Provinsi Guangdong, Guangzhou, yang berbatasan dengan Hong Kong.
Seharusnya dijadwalkan tiba di Guangzhou pukul 15.05 waktu setempat. Namun, pesawat tidak pernah sampai lantaran jatuh di perbukitan.
BACA JUGA:Karawang, Bekasi, Bogor, Depok Level 2, Ini Daftar Terbaru PPKM Jawa Barat
Pesawat jatuh di perbukitan dekat Kota Wuzhou, Provinsi Guangxi, China. Penduduk setempat menyebut pesawat langsung meledak ketika menghantam wilayah perbukitan hingga menyebabkan kebakaran hutan.
Dikutip dari Reuters, pesawat tersebut terbang dari Barat Daya Kota Kunming, Ibu Kota Provinsi Yunnan menuju Guangzhou Ibu Kota Guangdong yang berbatasan dengan Hongkong.
Pesawat, dengan 123 penumpang dan sembilan awak di dalamnya, kehilangan kontak di atas kota Wuzhou, Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC).
Penerbangan meninggalkan Kunming pada pukul 13:11. (0511 GMT), data FlightRadar24 menunjukkan, dan dijadwalkan mendarat di Guangzhou pada 15:05. (0705 GMT).
Pesawat, yang menurut Flightradar24 berusia enam tahun itu telah meluncur di ketinggian 29.100 kaki pada pukul 06.20 GMT. Lebih dari dua menit dan 15 detik kemudian, data menunjukkan itu turun ke 9.075 kaki. Dalam 20 detik lagi, ketinggian terakhir yang dilacak adalah 3.225 kaki.
Sementara, Presiden Xi Jinping meminta penyelidik untuk menentukan penyebab kecelakaan itu sesegera mungkin dan untuk memastikan keselamatan penerbangan "mutlak", lapor penyiar negara CCTV.