Adem Please

Adem Please

Sudah terbukti sejak zaman Romawi. Sampai Dinasti Tang. Pun sampai kekhalifahan Abbasyiah. Dan Orde Baru. Dan banyak contoh lagi.
 
"Kemajuan ekonomi dan kemakmuran rakyat hanya bisa terwujud di masa ketenangan dan kedamaian yang panjang".
 
Usrek yang terjadi lima tahun terakhir membuat momentum untuk maju hilang.
 
Terbentuknya kabinet baru --dengan komposisi seperti itu-- saya tafsirkan secara khusus: Presiden Jokowi ingin kerukunan. Kedamaian. Agar tidak usrek terus. Selama lima tahun ke depan.
 
Semua dirangkul --yang bisa dirangkul. Secara kualitas perorangan banyak yang bukan terbaik. Tapi tidak masalah. Asal kompak. Lalu  masyarakatnya rukun dan damai.
 
Sudah terbukti pula: terlalu banyak bintang di satu tim justru tidak bisa kerja. Hanya lebih banyak perang bintang --di dalam tim itu sendiri.
 
So, apa saja sumber yang kira-kira membuat ketidaktenangan ke depan?
 
Saya hanya bisa menilai dari jauh. 10 hari terakhir saya keliling Xinjiang, provinsi Islam di Tiongkok. Lalu ke Hangzhou: mengantar Icha --cucu tersayang. Itulah cucu pertama. Yang ingin masuk SMA di Hangzhou. Atas keinginan sendiri. Setelah SD dan SMP-nya di Al Azhar International Surabaya.
 
Hari ini saya tiba di Hongkong. Akan beberapa hari di sini. Ketemu beberapa pihak.
 
Dalam perjalanan itu saya merenungkan: di mana saja kekisruhan akan terjadi. Yang akan bisa membuat heboh-heboh lagi.
 
Nomor urut satu adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Yang menterinya dijabat millennial kondang: Nadiem Makarim.
 
Siswa didik mungkin sangat bangga mendengar nama itu. Bisa sekalian jadi idola mereka. Inspirasi anak muda. Bisa jadi gantungan masa depan yang lebih cerah.
 
Di mana letak potensi keusrekannya?
 
Saya melakukan apa yang biasa dilakukan sebuah tim manajemen: analisa persoalan potensial.
 
Gunanya untuk mengetahui persoalan masa depan. Sejak masih dalam bentuk potensi.
 
Potensi persoalan itu bukan soal istrinya yang Katolik taat. Sampai anak-anaknya ikut agama ibunya.
 
Bukan juga soal bahwa Nadiem adalah berdarah Arab. Anak dari Nono Anwar Makarim. Salah satu mentor saya di awal karir menjadi wartawan. Nono ikut menyiapkan masa depan saya. 
 
Persoalan itu akan datang dari tuntutan yang berlebihan. Dari keinginan yang terlalu cepat. Untuk melakukan perombakan yang drastis. Di bidang pendidikan.
 
Ketika muda dulu saya juga selalu jengkel dengan perubahan yang lambat. Saya rombak apa pun dengan cepat: hasilnya luar biasa. Korbannya juga banyak.
 
Tapi perahu yang saya kemudikan saat itu perahu kecil. Ibarat mobil kelas Hyundai Elantra. Mudah diajak belok-belok. Kadang harus mendadak balik arah. Kesalahan pun segera bisa diketahui. Untuk dibuat keputusan baru --yang berlawanan arah sekali pun.
 
Tapi Kemendikbud adalah perahu yang amat besar. Barangkali terbesar dalam birokrasi Indonesia. Ia adalah kelas Titanic. Yang kalau dibelokkan mendadak bisa oleng. Penumpangnya bisa mabuk semua.
 
Mengemudikan kapal raksasa seperti itu kepintaran saja tidak cukup. Populer saja belum bisa. Ia perlu kebijakan. Perlu kematangan.
 
Tukang gebrak saja juga tidak bisa. Kurang gebrak apa Ahok. Sampai saya terkagum-kagum. Sampai saya mengakui kalah berani. 
 
Tapi perahu yang dikemudikannya tidak bisa dibelokkan dengan gebrakan kemudi. Itulah realitas masyarakat kita.
 
Karena itu baiknya kita memberi waktu padanya. Jangan terlalu cepat memberikan tuntutan.
 
'Kita' yang saya maksud adalah kelompok-kelompok masyarakat.
 
Saya ikuti di medsos. Banyak tuntutan yang berlebihan. Bahkan bernada ekstrem.
 
Itu bisa membuatnya tertekan. Bisa merangsangnya membuat putusan yang potensial oleng.
 
Misalnya: ada tuntutan agar Nadiem berani menghapus masjid-masjid di lingkungan sekolah negeri.
 
Mungkin maunya tuntutan itu seperti di Amerika. Atau negara maju lainnya. Agama dan simbol agama tidak boleh masuk lembaga negara.
 
Tuntutan seperti itu bagus saja. Tapi berlebihan. Punya potensi usrek yang tidak habis-habisnya.
 
Terlalu cepat: minggu pertama kerja Nadiem sudah menghadapi dua tuntutan yang serba ekstrem.
 
Tapi Nadiem pasti tahu bagaimana harus bersikap. Ia sudah sangat matang. Sudah biasa mendapat tekanan besar --dalam menjadikan perusahaan baru menjadi yang terbesar di Indonesia.
 
Tapi Indonesia bukan sebuah perusahaan. Kita perlu tenang --untuk bisa berdagang, untuk bisa membangun.(Dahlan Iskan)
 
 
 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 222

  • Fatimah
    Fatimah
  • Andree
    Andree
  • suhail
    suhail
  • Song of the Heart
    Song of the Heart
  • wan abud
    wan abud
  • maspri.id
    maspri.id
  • Ghoni
    Ghoni
  • Dss
    Dss
  • Nurkolis
    Nurkolis
  • Himawan
    Himawan
    • Nurkolis
      Nurkolis
    • sri dewi
      sri dewi
    • Ahmad sodikin
      Ahmad sodikin
    • oooo
      oooo
  • Wira
    Wira
    • .
      .
  • Ade
    Ade
  • Damar
    Damar
  • pandhes
    pandhes
  • lbs
    lbs
    • ds
      ds
    • ckysop@gmail.com
  • Toro
    Toro
  • asal komen
    asal komen
    • sri dewi
      sri dewi
    • Ragil
      Ragil
  • Buzzer Sejati
    Buzzer Sejati
    • .
      .
  • Kholil
    Kholil
  • Bagus
    Bagus
  • Rudianto
    Rudianto
  • rindu hope
    rindu hope
  • congormu.njeplak
    congormu.njeplak
  • Cak rinem
    Cak rinem
    • sri dewi
      sri dewi
    • Pembaca Setia
      Pembaca Setia
    • Lestari
      Lestari
  • Luqi
    Luqi
  • pungkas nurrohman
    pungkas nurrohman
  • Rofiq
    Rofiq
  • mulyadi
    mulyadi
  • Grace Sidharta
    Grace Sidharta
  • sri dewi
    sri dewi
    • Pembaca
      Pembaca
  • golagong
    golagong
  • Budis
    Budis
  • Santoso
    Santoso
    • ngurah
      ngurah
  • Manto Simare-mare
    Manto Simare-mare
    • MangKudum
      MangKudum
    • Muni
      Muni
  • V. Bala
    V. Bala
  • Adem please
    Adem please
  • bambang n
    bambang n
  • rahmadi heru
    rahmadi heru
  • Ayuwa
    Ayuwa
    • nyinyir modal wifi gratis
      nyinyir modal wifi gratis
    • Akal sehat
      Akal sehat
  • Jaka Wibawa
    Jaka Wibawa
    • ds
      ds
  • Danun
    Danun
    • Ayuwa
      Ayuwa
    • scr jujur
      scr jujur
    • Akal sehat
      Akal sehat
    • dodo
      dodo
  • Akal sehat
    Akal sehat
    • Miftahul
      Miftahul
    • Rian
      Rian
    • Akal Waras
      Akal Waras
  • cahyo
    cahyo
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • Ahad
    Ahad
    • ada aja
      ada aja
    • sri dewi
      sri dewi
    • Anjay
      Anjay
  • Gerbang rejeki
    Gerbang rejeki
  • cakrabuana
    cakrabuana
    • ds
      ds
    • Aaaa
      Aaaa
  • Durno
    Durno
    • ADA AJA
      ADA AJA
  • Fra wijaya
    Fra wijaya
    • Wawa
      Wawa
  • Putra
    Putra
  • Sam
    Sam
  • a71
    a71
  • Ada aja
    Ada aja
  • ANTI HOAX
    ANTI HOAX
  • Fadlyr
    Fadlyr
  • Denik
    Denik
    • Dona
      Dona
    • Ayuwa
      Ayuwa
  • Apritos
    Apritos
  • Hariyanto
    Hariyanto
  • Udin
    Udin
  • Dipa
    Dipa
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
  • lek git
    lek git
  • Mr. Xiongmao
    Mr. Xiongmao
    • jamurkuping
      jamurkuping
    • Cuan
      Cuan
  • hamid
    hamid
  • Tan
    Tan
  • Ihsan
    Ihsan
    • 誕生日 bukan miyabi
      誕生日 bukan miyabi
  • Mr. Xiongmao
    Mr. Xiongmao
    • Whatever
      Whatever
    • sri dewi
      sri dewi
  • Cah Semarang
    Cah Semarang
  • Fandy bbs
    Fandy bbs
  • Ahmad Karni
    Ahmad Karni
  • andri
    andri
  • Umri
    Umri
    • sugiri
      sugiri
    • Whatever
      Whatever
  • jangan sok alim di muka umum
    jangan sok alim di muka umum
    • kontraktor
      kontraktor
    • Akal sehat
      Akal sehat
    • Positifthinking
      Positifthinking
    • Fandy bbs
      Fandy bbs
    • Fandy bbs
      Fandy bbs
    • uka uka
      uka uka
    • Dipa
      Dipa
    • sri dewi
      sri dewi
  • adasaja
    adasaja
    • djoker
      djoker
    • sugiri
      sugiri
    • Denik
      Denik
    • Indonesia maju
      Indonesia maju
    • Latif
      Latif
    • Akal Sehat
      Akal Sehat
  • pras
    pras
  • pras
    pras
  • Prana
    Prana
  • Agoes88
    Agoes88
    • asal komen
      asal komen
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
  • budi
    budi
  • Dumo
    Dumo
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
  • Dewi Riati Oelie
    Dewi Riati Oelie
  • Jamaluddin
    Jamaluddin
    • Fani
      Fani
  • Otole
    Otole
  • R. Rahmat Muhammad
    R. Rahmat Muhammad
  • Credo04699
    Credo04699
  • Yudi Primantoro
    Yudi Primantoro
  • Edo
    Edo
  • Wong Alit
    Wong Alit
    • adaaja
      adaaja
  • AnalisaHOAX
    AnalisaHOAX
    • ada aja
      ada aja
  • Yusuf Ridho
    Yusuf Ridho
    • Rofiq
      Rofiq
  • Tunjung prasetyo
    Tunjung prasetyo
  • nurul rofa
    nurul rofa
  • Fajar
    Fajar
  • EL
    EL
  • Ade Irawan
    Ade Irawan
  • Najih
    Najih
  • John
    John
  • Heri Prabowo
    Heri Prabowo
  • Denik
    Denik
    • Rahmat
      Rahmat
  • hendro senggono
    hendro senggono
  • edhi
    edhi
  • Mumet Ngapret
    Mumet Ngapret
  • rakyat jelata
    rakyat jelata
  • Sigit
    Sigit
    • Peminta kejelasan
      Peminta kejelasan
  • lbs
    lbs
    • Jae
      Jae
  • Deny
    Deny
    • Santri Liberal
      Santri Liberal
    • lbs
      lbs
    • ada aja
      ada aja
  • mayoo mei
    mayoo mei