Mulyono Merdeka!

Mulyono Merdeka!

JARANG pengusaha punya mimpi seperti ini: "Umur 45 tahun sudah harus tidak punya utang." Mimpi itu sedikit meleset. Tapi yang penting tercapai. Hanya meleset 2 tahun. Kini ia sudah tidak punya utang sama sekali.

Nama orang merdeka ini hanya satu kata: Mulyono. Ia orang Gemolong, Sragen, Jateng. Utang terakhirnya: Rp 40 miliar. Yakni utang ke BRI di daerahnya: Sragen.

Setelah tidak punya utang itu bisnis Mulyono kian cepat berkembang. "Setelah tidak punya utang pikiran lebih kreatif," ujar Mulyono.

Bisnis lamanya masih terus berkembang. Bisnis barunya terus saja lahir. Tanpa modal dari bank lagi. Yang terbaru adalah: Mulyono berternak belatung!

Binatang ulat kecil yang dulu dianggap menjijikkan itu justru ternyata menjadi sumber protein yang terbaik.

Sebelum berternak belatung itu Mulyono beternak lalat. Lalat Sungguhan. Lahan ternak lalatnya saja 6.000 m2. Masih pula akan terus diperluas.

Ternak lalat itu dia lakukan untuk mendapatkan telur lalat. Telur lalat itulah yang dia tebar di sampah yang dia kumpulkan dari pasar-pasar. Ia sangat senang mendapat sampah pasar buah. Buah busuk itu subur sekali untuk ditaburi telur lalat. Agar telur lalat itu menjadi belatung.

Sebelum berternak lalat itu, Mulyono beternak cacing. Sukses besar pula. Sampai bisa ekspor. Cacing ternyata juga sumber protein yang luar biasa bagusnya.

Sebelum beternak cacing Mulyono berternak ikan. Berbagai macam ikan ia kolamkan: gurami, nila, lele, sampai ikan hias.

Sebelumnya lagi Mulyono giat mengembangkan pabrik pupuk organik. Pupuk kompos. Sampai saat ini Mulyono memiliki 9 pabrik pupuk kompos. Termasuk yang di Wonogiri dan Lampung. Ia tidak akan tertarik mendirikan pabrik pupuk kompos kalau tidak terancam dipermalukan.

Yakni ketika awalnya Mulyono jualan pupuk organik kecil-kecilan. Itulah pekerjaan pertama setelah lulus kuliah. Ketika ia masih sangat muda. Saat baru lulus dari UNS Solo. Di universitas itu Mulyono mengambil bidang studi MIPA Kimia.

Saat menjadi mahasiswa kimia itulah Mulyono mengetahui soal perlunya mengembangkan pupuk organik. Tapi ia belum punya modal. Yang ia punya adalah semangat. Mulyono pun kulakan pupuk ke pabrik. Untuk disalurkan ke para petani.

Lama-lama Mulyono punya banyak pelanggan. Sampai-sampai pabrik pupuk organik yang ada tidak bisa memenuhi permintaannya.

Mulyono sempat bingung. Ia sudah menerima pesanan. Tapi tidak bisa mendapatkan pupuk dalam jumlah yang cukup.

Itulah yang mendorong Mulyono membuat pabrik pupuk sendiri. Itulah pabrik pupuk organik yang pertama yang ia punya.

Sukses.

Bikin pabrik kedua.

Sukses lagi.

Bikin yang ketiga.

Lagi-lagi sukses.

Bikin yang keempat. Dan seterusnya.

Mulyono sampai punya formula sendiri untuk  pupuknya itu. Kini beberapa peternak besar pun menggalang kerjasama dengan Mulyono. Agar Mulyono mau membuat pabrik pupuk di dekat peternakan itu. Dengan menggunakan formulanya.

Mulyono juga ingin membantu peternakan ayam. Agar kotoran ayam itu bisa jadi pupuk yang berharga.

Pabrik pupuk, ternak ikan, ternak cacing, ternak lalat dan ternak belatung itu kini jalan semua. Pun di zaman Covid-19 ini. Tidak ada bisnis Mulyono yang terganggu.

"Ternak ikan itu tidak akan untung kalau tidak bisa mengembangkan sumber protein sendiri," ujar Mulyono.

Saya merasa beruntung bisa bertemu sosok seperti Mulyono. Yang ia datang ke Harian DI's Way beberapa waktu itu. Bersama rombongan anggota MTR –Masyarakat Tanpa Riba itu.

Soal bisnis semua menyenangkan. Yang membuat ia gelisah adalah utang bank itu. Yang kian tahun kian besar nilainya. "Utang ke bank itu seperti mengisap candu. Bisa kecanduan," katanya. Pun kian lama utang itu kian besar pula.

Di tengah kegalauan itu Mulyono mendengar istilah MTR. Mulyono pun ingin bergabung menjadi anggota MTR.

Ia akhirnya memang bisa menjadi anggota MTR, tapi tidak seperti yang ia bayangkan. "Dulu, saya bayangkan asyik sekali. Dengan menjadi anggota MTR kita akan mendapat pinjaman tanpa bunga dari MTR untuk melunasi utang bank yang berbunga," ujar Mulyono. "Pokoknya yang saya bayangkan itu sangat asyik," guraunya.

Ternyata tidak begitu.

Dengan menjadi anggota MTR Mulyono hanya mendapat kesempatan pendidikan bagaimana bisa melunasi utang. Pendidikan itu berjenjang. Satu tahap perlu waktu dua hari.

"MTR menjadi kampus baru saya. Dari unlearning ke relearning," katanya. "Kami kembali belajar bisnis, manajemen, keuangan dan juga belajar kehidupan yang lebih bermakna," katanya.

Kapan-kapan saya akan menulis soal model pendidikan MTR ini. Berikut jenjangnya. Terutama bagaimana kurikulum itu bisa 'meracuni' anggotanya untuk melunasi utang.

Kebetulan mertua Mulyono itu aktivis Muhammadiyah di Sragen. Ia guru SMAN Gemolong untuk ilmu ekonomi. Gemolong adalah satu kecamatan di Sragen (40 km) tapi lebih dekat ke Solo (20 Km).

Istrinya sendiri lulusan akuntansi Universitas Muhammadiyah Solo. Awalnya sang istri ingin jadi pegawai negeri. Sang suami sebenarnya tidak ingin istrinya jadi pegawai negeri. Tapi sang istri nekat.

Pada hari pertama berangkat bekerja, sang istri berubah pikiran. Di tengah perjalanan menuju instansi tempatnya bekerja itu sang istri berhenti. Lalu balik pulang. Akhirnya dia ikut kehendak suami.

Sekarang sang istri menjadi kepala keuangan perusahaan suaminyi itu. Dengan karyawan tetap 60 orang dan karyawan tidak tetap 500 orang.

Di Gemolong itu pula Mulyono kini dipercaya untuk membangun lembaga pendidikan Muhammadiyah. Di atas tanah-tanah waqaf.

Pelunasan utangnya sendiri dilakukan setelah ia mendapat pendidikan di MTR itu. Hari itu juga Mulyono pergi ke bank. Kepada petugas bank, Mulyono mengatakan ingin mengakhiri utangnya. Ia akan membayar seluruh pokoknya. Tapi ia minta dibebaskan sisa bunganya.

Petugas bank, kata Mulyono, sampai marah-marah. Utang kok dilunasi. Bank sangat senang mempunyai nasabah seperti Mulyono. Pembayaran pokok dan bunganya lancar. Tidak pernah telat. Usahanya pun terus berkembang. Kok tiba-tiba tidak mau punya utang.

Tentu petugas bank tidak bisa memutuskan. Terutama soal pembebasan bunga akibat pelunasan itu.

Sambil menunggu putusan pimpinan bank, Mulyono tidak mau lagi membayar bunga. Setiap kali ditagih Mulyono tinggal mengatakan: kan sudah bilang tidak mau lagi membayar bunga.

Tentu bank mengajaknya berdialog: mengapa punya sikap begitu.

Mulyono berterus terang: itu soal keyakinan agama. Bahwa membayar bunga itu haram. Dia tidak ingin terlibat masalah haram.

Berhasil. Yakni setelah enam bulan terus membangun komunikasi dengan bank.

Akhirnya Mulyono mendapat surat pembebasan bunga itu. Dan ia pun melunasi utangnya.

Mulyono pun merasakan apa itu Merdeka! (Dahlan Iskan)

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 271

  • KHAIDIR MY
    KHAIDIR MY
  • Telo
    Telo
  • Syakir Jamaluddin
    Syakir Jamaluddin
  • Jamaluddin
    Jamaluddin
    • Syakir Jamaluddin
      Syakir Jamaluddin
  • ido
    ido
  • Nasrudin
    Nasrudin
  • si Gotrek
    si Gotrek
    • wawan
      wawan
    • paijo
      paijo
  • ery
    ery
    • Lia
      Lia
    • paijo
      paijo
    • Lia
      Lia
  • Ribu
    Ribu
    • Lia
      Lia
  • Hendra permana
    Hendra permana
    • Lia
      Lia
  • Ahmad
    Ahmad
    • Lia
      Lia
  • Justin
    Justin
    • Lia
      Lia
  • Sendal jepit
    Sendal jepit
  • Made
    Made
    • LIA
      LIA
  • Made
    Made
    • Lia
      Lia
  • Wong ndeso
    Wong ndeso
    • aris setiabudi
      aris setiabudi
    • Anti.bego
      Anti.bego
  • Thomas Ehren
    Thomas Ehren
    • Thomas Ehren
      Thomas Ehren
  • abp
    abp
  • Anyi riba lawak. Nabi aja tidak menjelaskan riba dengan detail
    Anyi riba lawak. Nabi aja tidak menjelaskan riba dengan detail
    • Tanpa nama
      Tanpa nama
    • Lia
      Lia
    • Nama?
      Nama?
  • heru
    heru
    • Lia
      Lia
  • Adas
    Adas
    • Agan
      Agan
    • Ayuwa
      Ayuwa
    • Bathukmu
      Bathukmu
    • Anti.bego
      Anti.bego
  • Tari
    Tari
    • Ali
      Ali
  • Denik
    Denik
    • Lia
      Lia
  • Sentot
    Sentot
    • Lia
      Lia
  • bk
    bk
    • Sentot
      Sentot
    • Lia
      Lia
  • Nasi Campur
    Nasi Campur
    • Lia
      Lia
  • Adzkia
    Adzkia
    • Safril
      Safril
  • AnalisAsalAsalan
    AnalisAsalAsalan
    • donwori
      donwori
  • Yogha pranata
    Yogha pranata
    • Akangckp
      Akangckp
    • Lia
      Lia
    • M
      M
  • melow
    melow
    • Kere
      Kere
    • Dogle
      Dogle
    • Lia
      Lia
  • Suardi
    Suardi
    • Lia
      Lia
  • Adek
    Adek
    • melow
      melow
    • Lia
      Lia
  • Adek
    Adek
    • Lia
      Lia
  • Tukiyem
    Tukiyem
    • Sentot
      Sentot
    • Lia
      Lia
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • Djantjuck
    Djantjuck
    • Kere
      Kere
    • Lia
      Lia
  • Sentot
    Sentot
  • Mulyono
    Mulyono
    • Lia
      Lia
  • Muryono
    Muryono
    • Lia
      Lia
    • Tukiyem
      Tukiyem
    • Lia
      Lia
    • firman
      firman
  • utami
    utami
  • Bakulan
    Bakulan
    • Lia
      Lia
  • Hermin
    Hermin
    • Lia
      Lia
  • super
    super
    • super
      super
    • Tukiyem
      Tukiyem
  • momon
    momon
  • sri dewi
    sri dewi
    • Dewi Sri
      Dewi Sri
    • Lia
      Lia
    • ?
      ?
  • Yoga Suganda
    Yoga Suganda
    • Lia
      Lia
  • Andi
    Andi
    • Yoga Suganda
      Yoga Suganda
    • melow
      melow
    • Lia
      Lia
  • maskono
    maskono
    • donwori
      donwori
    • Lia
      Lia
  • Andi
    Andi
  • Muhajirin
    Muhajirin
  • Raaaya
    Raaaya
  • Pinjaman tanpa Riba
    Pinjaman tanpa Riba
  • hrm
    hrm
    • Pembaca
      Pembaca
  • paijo
    paijo
  • MTK
    MTK
    • Sugi
      Sugi
    • Muin
      Muin
  • Jake
    Jake
    • jaran
      jaran
    • farida
      farida
    • Rofiq
      Rofiq
    • Charles
      Charles
    • Imas
      Imas
    • Nurkolis
      Nurkolis
    • Pembaca Setia
      Pembaca Setia
  • Mah
    Mah
    • farida
      farida
    • konfren
      konfren
    • Akhmad
      Akhmad
  • Rahmawati
    Rahmawati
    • Hamba juga
      Hamba juga
  • Kined
    Kined
    • Totok
      Totok
    • mblegedes
      mblegedes
    • Agus Hari W
      Agus Hari W
  • Ah88
    Ah88
    • Totok
      Totok
  • Pernah Hutang
    Pernah Hutang
    • Pernah Hutang
      Pernah Hutang
  • donwori
    donwori
    • Tersesat
      Tersesat
    • hylmi
      hylmi
  • Jess
    Jess
  • adek
    adek
  • Bukan Mulyono
    Bukan Mulyono
  • Putra
    Putra
  • Theo
    Theo
  • anthony
    anthony
    • Bang un
      Bang un
    • saklek
      saklek
    • donwori
      donwori
    • Kilat
      Kilat
  • b@suki
    b@suki
  • Hihihi
    Hihihi
    • Tukang raspberry
      Tukang raspberry
    • marc
      marc
  • Baby
    Baby
    • donwori
      donwori
    • Konglomerat sakti
      Konglomerat sakti
  • satrio
    satrio
  • abiquinsa
    abiquinsa
    • Bang un
      Bang un
  • Wong cilik
    Wong cilik
  • Yahyo
    Yahyo
  • barubelajar
    barubelajar
    • Sgmblb
      Sgmblb
  • Terang Sekali
    Terang Sekali
  • Denik
    Denik
    • Akhmad
      Akhmad
    • Bang un
      Bang un
    • Mboklos
      Mboklos
  • Cimut
    Cimut
    • Utomo
      Utomo
  • Adam Samith
    Adam Samith
  • Tokosragen
    Tokosragen
  • Hariyanto
    Hariyanto
    • Hariyanto
      Hariyanto
  • Eko Mahendro P
    Eko Mahendro P
  • Mada Art
    Mada Art
  • Test
    Test
  • TESLA
    TESLA
    • Eko
      Eko
    • Lekas Jaya
      Lekas Jaya
  • Nur Halim
    Nur Halim
  • Qie
    Qie
    • Otole
      Otole
    • Ridho
      Ridho
    • ndobleh
      ndobleh