INACA Sambut Rencana Pemerintah Turunkan Biaya Penerbangan

INACA Sambut Rencana Pemerintah Turunkan Biaya Penerbangan

Pilih Kursi Pesawat Garuda Indonesia Kena Biaya Tambahan Berlaku 26 Oktober 2024.-ist-

JAKARTA, DISWAY.ID - Merespon rencana Pemerintah untuk menurunkan biaya-biaya dalam industri penerbangan nasional, Asosiasi Maskapai penerbangan Nasional Indonesia (INACA) menyatakan dukungannya kepada rencana tersebut.

Dengan penurunan biaya penerbangan tersebut, INACA berharap maskapai mendapat margin keuntungan dari operasionalnya.

Alhasil maskapai dapat menyelenggarakan operasional penerbangan dengan baik dan membantu pemerintah dalam mengembangkan konektivitas penerbangan nasional.

BACA JUGA:Penyebab Dialihkan Penerbangan Jamaah Haji dari Jedah ke Madinah Diungkap Kemenag: Garuda Telat Ajukan Slot!

"Saat ini biaya-biaya penerbangan sangat tinggi, melebihi tarif tiket yang telah ditetapkan oleh pemerintah sejak tahun 2019. Akibatnya maskapai rugi dan mengoperasikan penerbangan untuk sekedar dapat hidup dan tidak dapat mengembangkan usahanya," ujar Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja dalam keterangannya di Jakarta pada Rabu 17 Juli.

Menurut Denon, biaya-biaya tinggi yang berasal dari operasional maupun non operasional penerbangan harus dikurangi atau dihilangkan.

Biaya tinggi dari operasional penerbangan misalnya adalah harga avtur yang lebih tinggi dibanding negara tetangga, adanya antrian pesawat di darat untuk terbang dan di udara untuk mendarat yang berpotensi boros bahan bakar, biaya kebandarudaraan dan layanan navigasi penerbangan dan lain-lain.

Sedangkan biaya tinggi dari non operasional penerbangan misalnya adalah adanya berbagai pajak dan bea masuk yang diterapkan secara berganda.

BACA JUGA:Sejumlah Penerbangan Garuda Indonesia Alami Delay, Ini Kata Kemenang untuk Layanan Haji 2025

"Saat ini pajak dikenakan mulai dari pajak untuk avtur, pajak dan bea untuk pesawat dan sparepart seperti bea masuk, PPh impor, PPN dan PPN BM spareparts, sampai dengan PPN untuk tiket pesawat. Dengan demikian terjadi pajak ganda. Padahal di negara lain pajak dan bea tersebut tidak ada," Lanjut Denon.

Denon juga mengatakan bahwa sebagian besar biaya penerbangan terpengaruh langsung maupun tidak langsung dari kurs dollar AS.

Dengan demikian semakin kuat nilai dollar AS terhadap rupiah, maka biaya penerbangan akan ikut naik.

"Hal ini juga harus diantisipasi dan dicarikan jalan keluarnya bersama," lanjut Denon.

BACA JUGA:Menhub Sebut Hujan Jadi Tantangan Terbesar Pembangunan Bandara IKN, Sebulan hanya 8 Hari Cerah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads