”Kita ini kan pemikirannya beragam, dari latar belakang yang juga beragam. Bhineka tunggal itu menghargai pendapat dan perbedaan, asal jangan makar dan berprilaku radikal saja,” tandas Arief.
Seperti diketahui Masinton Pasaribu dituding melanggar etika sebagai anggota dewan karena menyebut Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sebagai 'Brutus Istana'. Prosesnya pun kini sedang berjalan.