“Awal mula saya curiga DKM punya selingkuhan karena setiap DKM pulang ke Palembang dan tidur bersama saya, dia selalu mengecas hp-nya padahal batrenya penuh,” katanya.
Kemudian, memainkan hp-nya smbil senyum di tengah kegelapan kamar. Awalnya, Suci berusaha untuk mengotak-ngatik sandi HP tersebut, hingga akhirnya berhasil.
Setelah itu, ditemukanlah bukti-bukti perselingkungan itu. Mulanya, Briptu Suci hanya menduga sekadar perselingkuhan biasa.
Namun, dia terus menemukan bukti lainnya, hingga mengarah bahwa perselingkungan itu, telah melahirkan seorang anak yang kini berusia 4 tahun.
Padahal, saat menikah DKM mengaku sebagai seorang jejaka. Pada kenyataannya, waktu itu DKM memiliki anak dari istri orang yang berinisial W.
“Ada satu anak laki-laki yang mirip sekali dengan DKM, hati saya bergetar, seorang perempuan pasti merasakan kalau itu anak DKM karena mereka sangat mirip,” katanya, dalam utas Layangan Putus Versi ASN Protokoler.
Suci lantas berusaha membuktikan untuk tes DNA. Dia mengajak suaminya berpura-pura cek kromosom agar tidak curiga mengambil sampel DNA.
Sampel serupa juga diambil dari suami yang isrtinya diselingkuhi oleh DKM dan anak yang berusia empat tahun itu.
Rupanya, hasil tes DNA membuktikan bahwa anak usia 4 tahun tersebut adalah buah hati dari DKM hasil perselingkuhan dengan W.
Selang berapa hari, Briptu Suci dan keluarga mendatangi rumah DKM di Kayu Aagung. Di sana DKM ingin melarikan diri, tetapi berhasil ditangkap.
Di sana, dipaparkan lah bukti perselingkungan tersebut. Sementara orang tua DKM mengaku tidak tahu.
Beberapa hari kemudian, giliran orang tua DKM yang datang ke kediaman Briptu Suci dan membuat surat pernyataan berisi pengakuan atas perselingkuhan tersebut.
Suci mempertanyakan, mengapa DKM harus menikahi dirinya dan mengorbankan masa depannya untuk menutupi aib perselingkuhan dengan istri orang.
“Sudah berzinah mendzalimi istri yang sedang hamil pula dengan cara menelantarkan istri,” katanya.
Bahkan di tengah kehamilan, Briptu Suci mengaku harus USG sendiri, berjuang sendiri.