JAKARTA, DISWAY.ID - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah Malaysia berencana mengajukan kesenian Reog sebagai kebudayaan negaranya ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
"Untuk Reog, Negara Malaysia rencananya mau ajukan juga, maka dari itu kita harus lebih dulu. Karena ini kan sudah menjadi budaya dan warisan kita," kata Muhadjir dalam keterangannya, dikutip Selasa 5 April 2022.
Melihat rencana itu, Muhadjir lantas meminta agar pemerintah Ponorogo, Jatim secepatnya mengusulkan kesenian Reog Ponorogo agar diakui oleh UNESCO.
"Reog Ponorogo merupakan budaya khas Indonesia. Tak lupa pula Ia meminta mempersiapkan data-data pendukung yang diperlukan," ujarnya.
BACA JUGA:Sekolah Tinggi Intelijen Negara Buka Pendaftaran, Kuota 300 Orang, Nih Persyaratannya...
Muhadjir turut mengajak seluruh masyarakat untuk turut mendukung Reog Ponorogo menjadi budaya Indonesia bersifat tak benda di UNESCO.
"Saya mendukung penuh Reog diusulkan menjadi budaya tak benda di UNESCO. Saya upayakan supaya berhasil dan bisa menjadi kebanggaan, bukan hanya bagi masyarakat Ponorogo tapi juga seluruh Indonesia," tuturnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Didik Suhardi mengatakan berkas pengusulan dan kelengkapan Reog telah diterima oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek.
Bahkan, berkas itu telah diajukan kepada Sekretariat ICH UNESCO pada tanggal 31 Maret 2022. Berkas itu diajukan beserta nominasi lainnya, yakni Tempe, Jamu, Tenun Indonesia dan Kolintang.
"Secara kesiapan video foto dan dokumen sudah disiapkan Kabupaten Ponorogo. Sebelumnya juga sudah diterima oleh Kemendikbud, tapi sampai hari ini belum ada pengumuman lagi," kata Didik.
BACA JUGA:Ramalan Zodiak, Selasa 5 April 2022, Aquarius: Uang Akan Datang dengan Mudah Kepada Anda!
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengaku telah memberikan penjelasan terkait penggunaan bulu merak dan kulit harimau dalam kesenian Reog Ponorogo saat sesi seleksi wawancara dengan UNESCO.
Ia menjelaskan, bulu merak tersebut bukan dicabut. Tetapi bulu tersebut lepas sendiri dari tubuh Burung Merak dalam kurun waktu tertentu.
"Kemudian penggunaan kulit harimau saat ini sudah diganti kulit kambing yang diformat seperti kulit harimau," terangnya.
Sugiri menambahkan, pihaknya akan terus berusaha dan kerja keras agar dunia mau mengakui Reog Ponorogo.