KYIV, DISWAY.ID - Serangan roket ke Kota Chortkiv, Ukraina Barat, telah menghancurkan sebagian fasilitas militer dan melukai 22 orang. Depot persenjataan militer Amerika Serikat menjadi target utama serangan tersebut.
Gubernur Ternopil Mr Volodymyr Trush kepada wartawan mengatakan ada 4 rudal yang telah menghantam kota berjarak 75km selatan dari Ternopil itu.
“Semua rudal berasal dari Laut Hitam. Sebuah fasilitas militer dan fasilitas sipil sebagian hancur. Tidak ada korban, tetapi kami terluka - 22 orang dirawat di rumah sakit," kata Trush Senin 13 Juni 2022 dini hari WIB.
BACA JUGA:McDonald's Ganti Nama Jadi Vkusno I Tochka, Restorannya Hari Ini Resmi Dibuka
Akibat serangan tersebut bahwa puluhan orang terluka termasuk seorang anak berusia 12 tahun.
Terpisah, pasukan Rusia menembakkan rudal jelajah Kalibr untuk menghancurkan depot besar dengan senjata Amerika Serikat dan Eropa di wilayah Ternopil Ukraina, Interfax melaporkan pada hari Minggu, mengutip Kementerian Pertahanan Rusia.
Pasukan Rusia juga telah menembak jatuh tiga jet tempur SU-25 Ukraina di dekat Donetsk dan Kharkiv di Ukraina timur, kata Interfax mengutip Kementerian Pertahanan Rusia.
Rusia berencana akan menghancurkan pabrik kimia Azot di Sievierodonetsk dan pemerintah Ukraina menegaskan untuk tetap mengendalikan pabrik tersebut di mana ratusan warga sipil berlindung di tengah pertempuran sengit.
BACA JUGA:Kemerdekaan Taiwan Segera Dideklarasikan, Tiongkok Tuding Amerika Pemecah Belah
Sebelumnya Rusia juga merusak sebuah pabrik di Sievierodonetsk di provinsi Luhansk. Gubernur Serhiy Gaidai, mengakui aksi militer Rusia telah memicu kebakaran besar setelah kebocoran berton-ton minyak.
Pertempuran selama berminggu-minggu di wilayah tersebut merupakan pertempuran paling berdarah sejak Rusia memulai invasi pada 24 Februari.
“Informasi tentang blokade tanaman Azot adalah bohong. Pasukan kami menguasai zona industri Sievierodonetsk dan menghancurkan tentara Rusia di kota itu,” kata Gaidai.
Ditambahkannya saat ini sekitar 800 orang bersembunyi di beberapa tempat perlindungan bom di bawah pabrik Azot, termasuk sekitar 200 karyawan dan 600 penduduk Sievierodonetsk.
BACA JUGA:Banjir Kartu Kuning, Persib Bandung Susah Payah Kejar Bali United