Media Sosial Shanghai Membongkar Kisah Penguncian ‘Virus China’

Jumat 08-04-2022,05:29 WIB
Reporter : Syaiful Amri
Editor : Syaiful Amri

”Postingan tentang corgi itu terus dibagikan ulang di momen WeChat saya,” kata seorang warga Shanghai kepada AFP, yang meminta namanya tidak disebutkan.

”Saya pikir banyak orang akan mencoba mengambil tindakan melalui petisi dan berbicara dengan komunitas mereka jadi semoga kemarahan dan ketakutan berubah menjadi sesuatu yang lebih positif.” Jelasnya.

Kekurangan

Dalam video viral lain yang diwarnai distopia, sebuah drone berputar melalui kompleks perumahan di malam hari menyiarkan pesan yang mendesak warga untuk mengendalikan hasrat jiwa Anda akan kebebasan.

Video itu belum diverifikasi, tetapi dianggap sebagai reaksi pemerintah daerah terhadap lingkungan Shanghai, yang menyenandungkan para pejabat dengan nyanyian sarat kata makian dalam klip yang dibagikan secara luas.

Video viral lainnya yang lokasinya telah diverifikasi oleh AFP tampaknya menunjukkan penduduk bentrok dengan pejabat berpakaian hazmat dan menerobos barikade ke jalan, berteriak, ”Kami ingin makan sayuran murah!”.

Perintah tinggal di rumah yang tiba-tiba membuat penduduk kekurangan makanan segar, sementara aplikasi pengiriman kewalahan yang setiap pagi adanya lonjakan permintaan. 

Bahkan banyak pengemudi dilaporkan tidak bekerja karena khawatir tes positif Covid-19 yang menyebabkan mereka harus dikarantina oleh pemerintah.

Secara keseluruhan, video-video tersebut membentuk montase kemarahan publik yang jarang terjadi dan tanggapan terhadap narasi pemerintah bahwa China belum sepenuhnya mampu mengendalikan pandemi itu sepenuhnya.

China telah menolak untuk meninggalkan strategi ‘nol dinamis’ Covid-19 dari pembatasan dan karantina panjang. Apalagi lock down ketika varian baru menguji negara tersebut.

”Pergeseran apa pun tidak mungkin terjadi sementara Beijing menggembar-gemborkan kontrol pandemi sebagai pembenaran,” terang Profesor Steve Tsang, Direktur SOAS China Institute di London.

”Zero-Covid bukan hanya kebijakan Partai, tetapi kebijakan Xi,” timpalnya, merujuk pada Presiden China Xi Jinping.

”Karena itu tidak bisa salah dan tidak bisa ditinggalkan setidaknya sampai Xi melihat kelanjutannya akan membahayakan dirinya sendiri atau kekuasaannya,” tandasnya.

Angka resmi menunjukkan sebagian besar dari lebih dari 100.000 kasus di Shanghai dalam sebulan terakhir tidak menunjukkan gejala Covid-19.

Namun puluhan ribu tempat tidur telah didirikan di pusat-pusat untuk mengkarantina orang yang terinfeksi.

Para pejabat melunakkan kebijakan pemisahan anak-anak dan bayi yang positif Covid-19 dari orang tua mereka. Ini pun terjadi setelah video bangsal yang penuh dengan anak-anak kecil beredar dan memicu kemarahan publik.

Kategori :