JAKARTA, DISWAY.ID - Pertanyaan tentang vaksinasi, dan infeksi Covid-19 mendominasi diskusi sejumlah webinar yang diselenggarakan baik di dalam dan luar negeri.
Nah baru-baru ini Fakultas Kedokteran Yong Loo Lin National University of Singapore (NUS) di Singapura menyelenggarakan hal yang sama. Pertanyaannya seputar vaksinasi.
Selama sesi dua jam bertajuk ”The New Normal: Target Bergerak?” Pembicara juga membahas topik-topik seperti mutasi virus, dan pelajaran yang dapat dipetik dari 2 tahun pandemi Covid-19 yang mewabah di penjuru negeri.
BACA JUGA: Shanghai Sebentar Lagi Berubah Menjadi Kota Mati seperti Wuhan
Beberapa pertanyaan ini pun kerap muncul pada sesi tanya jawab. Berikut ini penjelasan yang dirangkum Disway.id dari sejumlah pertanyaan dan jawaban yang kiranya dapat menambah pengetahuan Anda seputar vaksinasi.
Tanya: Apakah ada perbedaan antara pasien yang meninggal karena varian Omicron dan yang meninggal karena varian Delta?
Jawab: Ya, ada.
Dr Jyoti Somani, konsultan senior di divisi penyakit menular National University Hospital, mengatakan orang dengan infeksi Delta cenderung menurun dengan cepat.
Mereka bisa tiba-tiba berubah dari terlihat baik-baik saja menjadi membutuhkan oksigen tambahan, meskipun mereka telah menerima perawatan medis tepat waktu.
Sebaliknya, orang dengan varian Omicron bahkan mereka yang membutuhkan oksigen untuk sementara waktu berhasil pulih dengan baik.
Mereka yang meninggal cenderung lemah atau lanjut usia, dengan kondisi medis lainnya, tambah Dr Somani.
”Sama seperti jika mereka menderita influenza atau pneumonia, mereka mungkin menyerah begitu saja karena mereka lemah, dengan kondisi yang mendasarinya,” jelasnya.
BACA JUGA: Media Sosial Shanghai Membongkar Kisah Penguncian ‘Virus China’
Tanya: Beberapa orang terus melaporkan gejala yang tersisa dari Covid-19, berbulan-bulan setelah terinfeksi. Apakah vaksinasi membantu melindungi saya dari Covid-19 yang lama?
Jawab: Ya, ada bukti ilmiah bahwa vaksinasi dapat membantu mengurangi gejala Covid-19 yang lama, kata Associate Professor David Lye, direktur kantor penelitian dan pelatihan penyakit menular National Center for Infectious Diseases.