"Dia tidak bisa menunjukkan identitasnya secara nyata atau online. Padahal sudah 5 bulan berada di Jambi," katanya.
Insting S begitu kuat, Ahnaf seperti sedang menutupi sesuatu dari NA dan keluarga S.
Terlebih, S mengaku hatinya seperti ada tekanan untuk meminta identitas lengkap terhadap Ahnaf hingga dituduh suudzon.
BACA JUGA:Hari Ke-5 Operasi Patuh Jaya 2022: Korlantas Polri Lakukan 12. 217 Penindakan
"Hati ini tertekan. Sebulan itu saya telusuri, kemudian, 2 bulan berlanjut, saya dituduh suudzon. Saya minta identitas lengkapnya," ujarnya.
Selanjutnya S mengaku kepada pengadil, bahwa kecurigaannya semakin diperkuat dengan fakta bahwa ibu kandung Ahnaf berkunjung ke rumahnya dan membuat pengakuan.
"Terus saya tanyakan, sebenarnya saya menaruh curiga. Kalau fakta sebenarnya ibunya masih hidup, dan sempat datang ke sini untuk minta maaf. Dia tidak tahu disebut telah meninggal dunia," katanya.
Pengakuan Ahnaf bahwa ibunya telah meninggal dan minta yasinan ke 40 hari di Jambi, dan mau memasang tenda juga sebelum menikah.
BACA JUGA:Kebakaran! Si Jago Merah Hanguskan Rumah Seorang Imam di Depok, Berapa Kerugiannya?
Rupanya hal tersebut adalah sandiwara agar keluarga korban percaya kepadanya.
"Itu mungkin untuk meyakinkan saya. Tapi saya menolak permohonan maaf mereka, karena tidak memenuhi tuntutan saya," ujarnya.
Jati diri Ahnaf akhirnya diterbongkar setelah dimintai oleh S untuk menunjukkan alat kelaminnya dengan memaksa membuka pakaian pelaku.
‘‘Maka dari itu saya minta dia untuk membuka bajunya di hadapan saya, akhirnya di situlah ketahuan bahwa dia adalah seorang perempuan," katanya.
BACA JUGA:Kenalkan! Ini Presiden Ke-4 Ducati Official Club Indonesia yang Baru, Apa Visi Misinya?
Diterangkan S, bahwa ibu dari Ahnaf juga mengakui kesalahan anaknya seperti ini.
Namun S ibu kandung NA tidak terima kasus yang naik hanya pemalsuan profesi.