JAKARTA, DISWAY.ID - Pasukan Chechnya di bawah komando Ramzan Kadyrov terus bertempur mendukung invasi Rusia di Ukraina.
Namun, di tengah dukunganpasukan Chechnya di bawah komando Ramzan Kadyrov, ada sebagian warga Chechnya yang membelot untuk mendukung Ukraina.
Ya, mereka adalah pasukan yang berada dalam batalyon Sheikh Mansour.
Batalyon tersebut diketahui sudah terbentuk sejak 2014 lalu, tepatnya setelah Rusia menganeksasi Krimea.
"Jika Rusia membawa saya, saya tidak akan ditukar," kata Islam, seorang pasukan Chechnya yang bertempur dengan tentara Ukraina.
BACA JUGA:Gak Perlu Ribet! Cek Status Kepesertaan BPJS Kesehatan Bisa Lewat WhatsApp, Begini Caranya...
Dilansir France 24, Islam juga mengatakan kemungkinan jika dia tertangkap oleh pasukan Rusia,
"mereka akan menyiksa saya kemudian menunjukkan saya di televisi," ujarnya.
Islam merupakan seorang pengungsi yang telah berada di Polandia selama hampir dua dekade. Dia bergabung dengan batalion Syeikh Mansour pada April 2022 lalu.
"Dua dari kami telah tewas dan yang lainnya terluka. Tapi yang penting kami ada di sini. Kami memiliki hal-hal untuk diajarkan kepada tentara lokal tentang perang," kata Mansur, salah satu komandan di batalyon tersebut.
Anggota batalyon Syeikh Mansour, Islam, menyampaikan berapa banyak pasukan Chechnya yang berjuang bersama Ukraina.
"Jumlah pasukan Chechnya yang bergabung dengan Ukraina untuk melawan Rusia mencapai ratusan militan," ujar Mansour dilansir The Moscow Times.
Kendati begitu, Islam tidak mengungkapkan secara pasti berapa banyak pasukan yang ada di batalion, atau di mana saja mereka ditempatkan.
"Saya ingin merahasiakan identitas mereka, karena takut akan pembalasan terhadap kerabatnya di Chechnya," ungkapnya.
BACA JUGA:Simak, Aturan Naik Transjakarta hingga Museum Gratis di HUT Jakarta ke-459