Yang kemudian nyeri dirasakan pasien bisa berkurang secara signifikan.
Dalam beberapa kasus, ganja medis juga dilaporkan membantu menggantikan penggunaan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) jangka panjang seperti ibuprofen, yang kita dikenal memiliki efek samping.
Sedangkan pada ganja medis efek sampingnya cenderung ringan.
2. Mengurangi peradangan
Melansir Healthline, senyawa CBD ini dikenal karena efek halusinogenik-nya pada otak. Pada tanaman ganja dapat mengandung sekitar 40 persen CBD.
CBD juga dianggap memiliki efek anti-inflamasi pada sistem saraf pusat, sehingga dapat dimanfaatkan secara positif bagi tubuh.
Penggunaan ganja medis diketahui juga dapat mengurangi peradangan pada beberapa pasien.
Seperti, sindrom rheumatoid arthritis yang berfungsi mengurangi peradangan dalam tubuh dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh.
3. Mengobati depresi
Kandungan senyawa CBD dapat berpengaruh terhadap sistem limbik.
Berdasarkan tinjauan yang diterbitkan dalam Clinical Psychology Review, ganja dapat mengobati gangguan mental.
Dokter terkait bisa saja merekomendasikan CBD sebagai pengobatan untuk mengatasi pasien dengan gangguan neurologis yang memengaruhi mental seseorang.
Sejumlah penyakit tersebut di antaranya anxiety (kecemasan) yang menjadi gejala depresi, epilepsi, multiple sclerosis, parkinson, post-traumatic stress disorder (PTSD), dan sejumlah kasus gangguan tidur seperti insomnia.
Kegunaan minyak ganja dalam mengatasi berbagai gangguan tersebut karena ganja memiliki fek relaksasi dan bersamaan dengan itu juga punya efek pereda nyeri.
Sehingga ketika dalam pengobatan pun hasilnya lebih efektif karena punya dua manfaat sekaligus.
4. Pengobatan kanker