WASHINGTON, DISWAY.ID - Presiden Rusia Vladimir Putin akan terus memburu sebagaian besar wilayah Ukraina, jika Amerika Serikat dan sekutunya terus mendesak invasi Rusia dihentikan dengan jalan yang dianggap tidak ramah.
Rusia berjanji akhiri perang dalam sehari jika Ukraina dapat memenuhi syarat yang ditentukan-ilustrasi-
Penegasan ini disampaikan Direktur Intelijen Nasional Avril Haines, yang menguraikan penilaian hasil intelijen AS tentang perang yang lebih dari 4 bulan itu,
“Konsensus badan-badan mata-mata AS menyebutkan mereka (Rusia) akan terus bekerja untuk jangka waktu yang lama. Gambaran perdamaian sangat suram dan sikap Rusia terhadap Barat semakin keras, begitu pula sebaliknya,” kata Haines dalam konferensi yang dilansir Disway.id dari Reuters, Kamis 30 Juni 2022.
BACA JUGA:Top! Mata Dunia Tertuju ke Jokowi, Hari Ini Bertemu Putin Sampaikan Pesan Damai Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin Kelompok 7 (G-7) lainnya bahwa dia ingin perang berakhir pada akhir tahun.
Tetapi komentar Haines menunjukkan bahwa miliaran dolar senjata modern yang dipasok oleh Amerika Serikat dan negara-negara lain ke pasukan Zelensky mungkin tidak memberi mereka kemampuan untuk membalikkan keadaan melawan Rusia dalam waktu dekat.
Dia mengatakan bahwa Putin tetap berniat untuk menguasai sebagian besar Ukraina meskipun pasukan Ukraina mengalahkan upaya Rusia untuk merebut ibu kota Kyiv pada Februari, memaksa Moskow untuk mengurangi targetnya untuk merebut seluruh wilayah Donbas timur.
“Kami pikir dia secara efektif memiliki tujuan politik yang sama dengan yang kami miliki sebelumnya, yaitu dia ingin menguasai sebagian besar Ukraina,” kata Haines.
BACA JUGA:Ini Pesan Zelenskyy yang Dititipkan ke Jokowi untuk Putin
“Kami melihat keterputusan antara tujuan militer jangka pendek Putin di bidang ini dan kapasitas militer Ukraina, semacam ketidaksesuaian antara ambisinya dan apa yang dapat dicapai. Ini tidak bisa dipaksakan, antara kepentingan barat dengan kepentingan Rusia sendiri,” jelas Haines.
Haines juga menyebut badan-badan intelijen AS melihat 3 skenario yang paling memungkinkan untuk menghentikan perang. Salah satunya mediasi yang dilakukan pihak ketiga yang secara jelas tidak memaksakan kehendak.
"Selama periode ini, kami mengantisipasi bahwa mereka akan lebih bergantung pada alat asimetris yang mereka miliki, seperti serangan dunia maya, upaya untuk mengendalikan energi, bahkan senjata nuklir untuk mencoba mengelola dan memproyeksikan kekuatan dan pengaruh secara global,” kata Haines.
Untuk sementara, pasukan Rusia juga tidak mungkin dapat melakukan beberapa operasi simultan.
BACA JUGA:Jokowi Pakai Jaket Biru Anti Peluru, Inilah Pernyataannya Saat Tiba di Kota Irpin Ukraina