Dalam sebuah tayangan YouTube milik kanal Taman Surga dengan judul; Idul Adha Ikut Arab Saudi atau Pemerintah? - Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc, MA, yang terbit pada 29 Juli 2020.
Dalam video tersebut Ustaz Firanda Andirja menjawab pertanyaan yang menyangkut persoalan ini; terjadinya perbedaan Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi
Pertama mengingatkan bahwa persoalan ini adalah khilafiyah di tengah para ulama, sesuatu yang sangat biasa dan ia mengingatkan agar saling menghargai.
Dari pembukaannya, Ustaz Firanda Andirja berpendapat bahwa ia mengikuti metode dan penentuan rukyah hilal pemerintah Indonesia.
"Ini ada khilaf di kalangan para ulama, masih ada khulu, kita masih menghormati dalam hal ini, saling menghargai, ya.
"Tetapi pendapat yang saya pilih, pendapat yang paling kuat adalah mengikuti rukyah di tempatnya masing-masing," buka Ustaz yang ahli ilmu di bidang Aqidah itu.
Lalu Ustaz Firanda Andirja memberikan sebuah penjelasan, di mana persoalan ini pernah terjadi di tengah masyarakat India dan Afrika di zaman dahulu.
Kata Ustaz Firanda, dulu kedua masyarakat di negara tersebut jauh dari informasi dari berbagai negara lain, sehingga penentuan hari untuk momentum tertentu seperti Ramadhan, dilakukan dengan metode rukyah hilal masing-masing negara.
"Oleh karenanya di antara dalil yang diambil Ibnu Taimiyah Rahimahullah ta'ala adalah pada zaman dahulu kala banyak orang berhaji atau ketika ramadhan ya, mereka di Mekkah, mereka dari India, mereka dari Afrika
Tetapi ketika mereka pulang kampung di India atau Afrika, mereka tidak pernah kemudian menyampaikan kepada orang-orang India atau Afrika, 'Kalian dulu bukanya kapan, puasanya kapan, kalian harus konversi yang ada di Mekkah. Jadi kalian 29 hari, di Mekkah 30 hari, berarti salah, dan harus ditambah. Itu tak pernah terjadi," ujar Ustaz Firanda.
Ini menunjukkan masing-masing mereka menjalankan ibadah sesuai tempatnya masing-masing.
Zaman dulu tidak nama berita sampai dari Mekkah ke India, menunggu kabar dari Mekkah soal hilal sudah ada apa tidak, mau sampai kapan sampainya?
"Oleh karenanya masing-masing menjalankan apa yang mereka lihat, hilal yang mereka lihat," terang Ustaz Firanda.
Oleh karenya ini masalah khilafiyah, Ustaz Firanda kembalikan kepada pemerintah (ulil amri), ada nilai persatuan yang harus kita perhatikan.
"Seandainya pemerintah kemudian mengumumkan bahwasannya 1 Dzuhijjah pada tanggal sekian, kemudia salat Idnya berbeda hari apa, mungkin berbeda dengan Saudi, maka kita ikut pemerintah," ujar Firanda.