JAKARTA, DISWAY.ID - Berhati-hatilah saat mengonsumsi makanan olahan secara rutin karena memiliki efek samping yang dapat menimbulkan kerugian pada otak manusia.
Dalam sebuah studi terbaru, terungkap bahwa memori seseorang bisa mengalami penurunan apabila memakan makanan olahan secara berlebihdan dan sering.
Penelitian tersebut diungkap dari The Ohio State University yang telah terbit dalam jurnal Brain, Behavior, and Immunity pada 2021.
BACA JUGA:Anies Baswedan Apresiasi Kinerja Polda Metro Jaya: Bukan Saja Kerja Sama yang Solid
Dua kelompok tikus uji dilakukan dalam proses penelitian ini. Satu di antaranya masih berusia muda dan satu lebih tua.
Tikus uji itu diberikan asupan makanan olahan atau junk food dan empat minggu kemudian, tikus yang usianya lebih tua ternyata mengalami kegagalan dalam serangkaian tes kognitif.
Kelompok tikus tersebut tidak mampu mengingat beberapa tempat yang baru mereka kunjungi.
Bahkan tikus tersebut terlihat tidak takut saat menghadapi tanda-tanda bahaya yang akan datang. Namun, tikus yang lebih muda justru sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda hilang ingatan.
BACA JUGA:Viral Video Mobil Lawan Arus di Sunter Tabrak 13 Kendaraan, Polisi: Pelakunya Seorang DPO
BACA JUGA:Presiden Jokowi Beri 3 Arahan saat Upacara Hari Bhayangkara ke-76, Kapolda: Tugas Belum Selesai!
Hal yang sama terjadi pada kelompok kontrol, baik tua maupun muda yang sudah mendapat asupan non-olahan, terdiri dari campuran protein, karbohidrat kompleks, dan lemak yang sehat.
"Temuan ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan olahan dapat menghasilkan defisit memori yang signifikan dan tiba-tiba,” ungkap penulis utama studi, Ruth Barrientos dikutip dari laman First for Women pada Selasa, 5 Juli 2022.
Tikus yang lebih tua lupa ingatan dan tidak merespons tanda bahaya dikarenakan hippocampus, yang memainkan peran besar dalam pembelajaran, memori, dan amigdala yang mengatur emosi.
Peneliti mengungkapokan bahwa diet tinggi karbohidrat olahan menimbulkan respons peradangan di daerah otak tikus yang lebih tua.