Takut kejadian seperti di Magelang, warga pun berinisiatif mengepung babi hutan itu yang masih berada di warung klontongan.
Sadar dikepung puluhan warga, babi hutan itu pun keluar menampakan diri. Kali ini aksinnya lebih beringas.
Babi hutan menabrak sepeda motor yang jaraknya tak jauh dari lokasi. Kemudian kembali mengacak-acak warung kelontongan hingga berantakan.
Di tengah kepanikan yang muncul, warga heran, siang hari ada babi hutan yang muncul.
Secara logika jarak permukiman warga dengan wilayah Cigerendeng cukup jauh.
“Agak aneh saja ya, jarak hutan dari lokasi permukiman warga jauh lho. Ya sekitar 2 km dari sini. Apa benar ini babi hutan, atau babi peliharaan,” kata Asep Sukmana yang mengaku sempat melintas di warung klontongan tersebut.
Babi hutan tersebut akhirnya berhasil ditangkap warga dengan jaring. Ini setelah munculnya seseorang yang biasa menangani babi.
“Tadi ada pawangnya datang. Orang itu sih katanya biasa babi tarung atau adu Bagong,” jelas seorang sales motor berusia 36 tahun itu.
Jika dilihat dari tubuh babi ukurannya terbilang besar. “Kayaknya babi bagong itu, besar sekali. Beratanya ya sekitar 40 kilo ya,” imbuh Asep.
Untung saja, saat detik-detik penangkapan tidak ada korban luka, apalagi korban jiwa.
“Lumayan lama jinakin babi itu. Tapi akhirnya babi hutan bisa ditangkap, ada taringnya tadi keliatan,” kata dia.
Sampai saat ini warga setempat masih bingung bahkan penasaran dari mana asal babi hutan tersebut.
Spekulasi pun bermunculan, ada yang menduga babi itu baru saja ditangkap oleh warga sekitar namun lepas dari kandangnya hingga nekat keluar.
Dugaan kedua, babi hutan itu babi yang sengaja dipelihara warga setempat secara sembunyi-sembunyi namun lepas dari kandangnya.
“Sampai sekarang masih bingung. Kok ada siang hari ada babi. Masuk warung klontongan lho,” imbuh Asep.
Selain Asep, ternyata Anggota FK Tagana Ciamis Tantan membenarkan peristiwa babi hutan masuk ke warung kelontongan.