Ini Niat dan Cara Puasa Arafah, Ustaz Adi Hidayat Tegaskan Waktu dan Keutamaannya: Akan Lebih Baik Jika...

Kamis 07-07-2022,17:20 WIB
Reporter : Aulia Nur Arhamni
Editor : Aulia Nur Arhamni

Mengenai hal ini, Ustaz Adi Hidayat memberi penjelasan, sebagaimana Disway.id simak pada tayangan YouTube di kanal resminya dengan judul: RAHASIA 9 DZULHIJJAH - Ustadz Adi Hidayat, yang diunggah pada tahun 2021 lalu.

Dalam pembukaannya, Ustaz Adi Hidayat menyebutkan terdapat satu waktu di bulan Dzulhijjah yang amat penting dan ibadah yang sangat spesifik untuk ditunaikan.

Yakni puasa Arafah, atau puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah, di mana semua jemaah Haji sedang menunaikan rukun ibadahnya, berdiam diri, merenung, muhasabah dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Pendakwah lulusan S2 Islamic Call College di Libya itu memberikan satu hadist Nabi Muhammad SAW, terkait keutamaan puasa Arafah.

Keutamaan puasa Arafah inilah yang ditekankan Ustaz Adi Hidayat, lantaran sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Ya, keutamaan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah adalah meraih ampunan dosa satu tahun lalu dan satu tahun ke depan.

Waktu puasa Arafah 9 Dzulhijjah tersebut hanya terdapat dalam satu hari dalam setahun, sehingga Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkannya.

Ustaz Adi Hidayat menyebutkan, konteks dari puasa Arafah tentunya perlu dipahami bahwa ibadah ini bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus serta hawa nafsu.

"Artinya dalam konteks penunaian puasa ini, kita bukan sekedar diminta oleh Rasulullah berpuasa secara fisik (makan dan minum, serta berhubungan seksual), lebih daripada itu, karena puasa ini potensinya dengan izin Allah bisa menggugurkan dosa setahun lalu," terang Ustaz Adi Hidayat.

Kata Ustaz Adi Hidayat, tuntunan untuk meraih dua pahala pengampunan dosa satu tahun lalu dan dosa satu tahun ke depan, terdapat syarat dan ketentuan yang perlu dipraktekan oleh umat Muslim.

"Karena itu, cara mengisinya akan lebih baik jika kita iringi dengan mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat oleh kita dan berpotensi dosa, setidaknya setahun ke belakang," ujarnya.

Katanya, momen puasa Arafah di Indonesia harus dilakukan dengan khusyuk sebagaimana jemaah Haji yang sedang wukuf di Arafah.

Pada rangkaian ibadah tersebut, jemaah Haji akan berdiam dan merenungkan diri dan memanjatkan doa-doa terbaik selama wukuf di Arafah.

"Jadi seperti orang wukuf di Arafah, mereka merenung, berkontemplasi, merenungkan kesalahan-kesalahan, mengakui dosa-dosa, sehingga dengan pengakuan itu dan komitmen untuk meninggalkannya, akan merubah pribadi mereka lebih baik setelah menyelesaikan rangkaian ibadah Haji, pulang meninggalkan segala keburukan, menanggalkan segala seluruhnya dan bertransfromasi menjadi manusia lebih mulia.

"Pun demikian orang yang belum berkesempatan untuk berhaji, tepat di momentum yang sama, Nabi meminta untuk menunaikan puasa dan mengisi puasa itu dengan kontemplasi renungan seperti orang wukuf, yang berada di Arafah," jelas Ustaz Adi Hidayat.

Kategori :