JAKARTA, DISWAY.ID – Pihak pemerintahan Rusia berikan komentar menohok atas mundurnya Boris Johnson sebagai Perdana Menteri Inggris Kami 7 Juli 2022.
Menanggapi kemunduran Boris Johnson, pihak Rusia mengatakan bahwa ‘badut bodoh telah pergi’.
Pengunduran diri Boris Johnsondari PM Inggris terkait dengan berbagai skandal menyandungnya, salah satunya adalah mengadakan pesta saat lockdown akibat pandemi Covid-19.
Sejak awal pihak Rusia telah terang-terangan mengungkapkan ketidak sukaanya pada Boris Johnson.
BACA JUGA:DPR Segera Sahkan RUU Perlindungan Data Pribadi: Rasa Aman Oleh Negara Harus Ada!
"Dia tidak menyukai kita, kita juga tidak menyukainya," kata Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov mengatakan bahwa dia tidak menyukai kita, kita juga tidak menyukainya.
Akan tetapi, Boris Johnson mengatakan pada pihak Ukraina bahwa dia mundur sebagai pemimpin Partai Konservatif tetapi berencana untuk tetap menjabat sebagai Perdana Menteri sampai penggantinya dipilih.
Bahkan Johnson berjanji pada Ukraina bahwa Inggris akan terus memberikan dukunganya mendukung atas perjuangan Ukraina dalam menghadapai Rusia.
Pihak Rusia mengungkapkan bahwa, Johson terlihat ingin memimpin Inggris lebih lamaa dari pada Margaret Thatcher 1979 hingga 1990 yang juga menentang Rusia saat masa Uni Soviet masih berdiri.
BACA JUGA:Pemain Jebolan Real Madrid Ini Jadi Incaran Utama Klub Pangeran Arab, Siapa Dia?
BACA JUGA:Ten Hag Pasrah Jika Ronaldo Pergi dari Manchester United
Dilansir dari reuters.com, pihak Rusia menuduh bahwa Boris Johnson merupakan salah satu orang yang menghasut Ukraina untuk melakukan perlawanan padanya.
Salah satu pengusaha Rusia, Oleg Deripaska mengatakan saat ini adalah akhir yang memalukan untuk badut bodoh yang hati nuraninya akan dirusak oleh puluhan ribu nyawa dalam konflik tidak masuk akal di Ukraina ini.
Sedangkan Ketua Majelis Parlemen Rusia, Vyacheslav Volodin menyebutkan bahwa Johnson adalah salah satu ideolog utama perang melawan Rusia hingga Ukraina terakhir.