Suzuki Stop Produksi Pabrik Myanmar, Industri Otomotif Bukan Prioritas Utama Pemerintah

Jumat 08-07-2022,17:34 WIB
Reporter : Reza Permana
Editor : Reza Permana

BACA JUGA:Medina Zein Ngaku Bipolar, RS Polri: ’Kondisinya Dipastikan Baik-baik Saja Alias Sehat’

Kekurangan mata uang Myanmar memburuk sekarang karena investasi asing dan bantuan internasional yang terus menurun.

Hal ini mengakibatkan otoritas militer meningkatkan langkah-langkah untuk mengekang impor. 

Salah satu langkahnya adalah mengklasifikasikan mobil sebagai barang mewah, yang membuat pembuatnya tidak menerima alokasi valuta asing.

BACA JUGA:Perceraian Berujung Perobohan Rumah Mewah Rp 500 Juta di Pamekasan: Suami Tak Terima Pernah Diusir

BACA JUGA:City Ride dan Carnaval Meriahkan Yamaha Day Bersama Yamaha DDS Jabodetabek

Selain itu, penerbitan izin impor untuk kendaraan jadi dihentikan pada Oktober 2021 lalu.

Pada bulan April, bank sentral Myanmar memperketat kontrol mata uang asing dengan memerintahkan, di mana bagi yang akan menukarkan mata uang wajib melakukan deposito mata uang asing untuk mempertahankan nilai kyat.

Pada bulan Juni, bank sentral mengeluarkan pemberitahuan dengan mengizinkan perusahaan asing untuk menyimpan deposito mata uang asing, tetapi pengiriman uang ke luar negeri dan konversi kyat ke dolar harus ditinjau oleh komite pengawas valuta asing.

BACA JUGA:Kesampaian Juga, Bruno Fernandes Akhirnya Gunakan Nomor 8 di Man United

BACA JUGA:Kondisi Shinzo Abe Setelah Ditembak dengan Senjata Rakitan dari Belakang

Sejak 2019 Suzuki telah menjual unit kendaraannya di Myanmar sebanyak 13.000 unit dengan pangsa pasar yang mencapai 60 persen.

Karena penutupan tersebut pada 2021 penjualan Suzuki hanya tercatat sebanyak 3.600 unit pada tahun itu.

Kategori :