JAKARTA, DISWAY.ID - Banyak pihak yang menganggap jika kasus baku tembak Brigadir J dengan Bharada E di rumah Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo begitu banyak kejanggalan.
Sejumlah indikasinya adanya kejanggalan baku tembak sesama polisi yang menewaskan Brigadir J tersebut kemudian jadi perhatian banyak pihak.
Publikasi kasus baku tembak Brigadir J dengan Bharada E ini juga terlambat, baru diinformasikan beberapa hari setelah kejadian.
Kejanggalan tewasnya Brigadir J ini kemudian diulas oleh eks Kabareskrim Polri Komjen Purn Susno Duadji dan eks Kadivkum Polri, Irjen Pol Purn Aryanto Sutadi.
BACA JUGA:Adukan Irjen Sambo dan Bharada E ke Propam, TAMPAK: Coba Bayangkan di Rumah Pimpinan yang..
Perbincangan mereka diunggah melalui kanal Youtube POP (Polisi Ooh Polisi) dengan judul: "MASIH TERSISA KEJANGGALAN DI RUMAH JENDERAL" yang diunggah pada 17 Juli 2022.
Irjen Pol Purn Aryanto Sutadi menganalogikan jika kasus baku tembak sesama polisi ini merupakan sebuah bom atom yang memiliki dampak berkepanjangan.
"Kasus ini menyingkap masalah aib, biasanya berita tentang aib itu menimbulkan konotasi publik 'ini pasti ada sesuatu yang disembunyikan' jadi publik akan bertanya dan curiga terus," ujarnya.
BACA JUGA:Brigadir J Diduga Tewas di Perjalanan Magelang-Jakarta, Kuasa Hukum: Kami Yakin Itu
"Kasus ini juga menimbulkan kejanggalan, dan kejanggalan itu 'masa sih supir sampai begitu, sampe ditembak' buset ini sangat janggal," sambungnya.
Terlebih lagi publik tentu akan semakin merasa curiga karena peristiwa tersebut tidak langsung dirilis.
Terkait telatnya perilisan kasus tersebut, Irjen Pol Purn Aryanto mencoba berikan penjelasan usai mendapatkan keterangan dari Polri.
"Informasi yang saya terima, kasus ini melibatkan internal Polri, pejabat Polri, dan melibatkan supirnya dan ajudannya saling tembak menembak, jadi ini dianggap suatu hal yang (harus) hati-hati," ujar Irjen Pol Purn Aryanto.
BACA JUGA:Pengacara Bocorkan Bukti Foto Luka-luka di Tubuh Brigadir J, Ada Robekan Mencurigakan
"Dengan prinsip kehati-hatian, yang saya dengar langsung, Polri sigap melakukan tindakan proses membawa jenazah ke dokter, kemudian divisum, lalu olah TKP, kemudian paginya jenazah di kirim ke sana (kampung halaman)," sambungnya.