Tahun Pertaruhan
Ilustrasi upaya Reformasi Polri di 2026.-Dibuat dengan AI-
Hari ini kita memasuki tahun pertaruhan. Tinggal tahun ini tersedia kesempatan untuk mengejar banyak ketinggalan.
Tahun depan sudah mulai masuk tahun politik. Masuk siklus politik baru. Tahun lalu masih disebut tahun politik –sisa-sisa siklus lama.
Selama setahun kemarin energi habis untuk melakukan bagi-bagi kekuasaan: yang lama masih harus dapat apa, yang baru harus mulai dapat apa.
Tahun depan segala langkah sudah akan sangat dipenuhi perhitungan politik.
Berarti harapan untuk mulai bisa menerapkan prinsip meritokrasi di negeri ini lenyap lagi. Tidak ada harapan sama sekali. Tidak ada lagi ruang untuk memulai melakukannya –seberapa sadar pun kita bahwa itulah kunci kemajuan negara: seperti sudah dibuktikan di Tiongkok.
Satu-satunya harapan yang masih tersisa adalah: reformasi Polri. Sebenarnya ini tidak adil bagi Polri. Seolah Polri-lah yang dianggap paling rusak, sehingga perlu yang pertama direformasi.
Tapi memang sulit kalau harus mereformasi sekaligus semua sektor yang rusak. Itu namanya revolusi. revolusi biasanya hanya bisa dilakukan oleh level kolonel.
Padahal jika hanya punya satu Prof Jimly Asshiddiqie dan satu Prof Mahfud MD. Keduanya bukan lagi kolonel.
Satu reformasi ini saja ramainya sudah akan luar biasa. Bisa jadi tahun 2026 sepenuhnya menjadi tahun heboh ''Reformasi Polri''.
Akhir bulan ini tim itu sudah harus finalisasi konsep reformasinya. Berarti di tahun baru hari-hari ini pun tim Jimly sangat penuh agenda silaturahmi reformasi.
Tanggal 7 Februari depan tim itu genap berumur tiga bulan: wajib melaporkan hasil rumusannya.
Bisa saja hasil rumusan itu diendapkan dulu. Lama-lama. Terlalu banyak alasan untuk tidak langsung menetapkannya. Maka perlu diendapkan. Atau dikaji lebih dalam. Katakanlah diendapkan selama satu tahun.
Maka tibalah tahun 2027 –tahun politik. Tidak baik membongkar-bongkar Polri di waktu mendekati Pemilu. Tahun 2026 pun tidak jadi disebut sebagai ''Tahun Reformasi Polri''. Ditunda setelah Pemilu –tanpa perlu disebut Pemilu yang mana.
Dari Pemilu ke Pemilu peran Polri sangat sentral –sesentral peran TNI di Pemilu-Pemilu Orde Baru.
Walhasil belum tentu juga tahun 2026 menjadi Tahun Reformasi Polri. Kalau reformasi itu batal dilakukan, senanglah sektor-sektor lain yang seharusnya juga segera menyusul direformasi: ikut mundur lebih lama lagi. Horeeee.
Di sisi lain tahun 2026 tampaknya akan menjadi titik keberhasilan program MBG –makan bergizi gratis. Sekolah dan ujian bagi MBG sudah dilakukan selama tahun 2025. Mulai dari keracunan sampai flow keuangan.
Berbagai langkah penyempurnaan sudah dilakukan: termasuk prinsip ''cair dulu baru masak''. Dapur-dapur MBG kini bisa mendapat uang lebih dulu sebelum masak MBG untuk siswa sekolah di sekitarnya.
Maka di tahun 2026 mestinya ''idealisme'' MBG juga sudah bisa dilaksanakan. Seharusnya dapur MBG sudah mulai menemukan jalan: dapur MBG di desa A, membeli sayur dan sumber protein dari desa A atau sekitarnya.
Dengan demikian ekonomi ''berputar di bawah'' akan terjadi. Uang miliaran rupiah beredar di desa setiap bulannya.
Perubahan lain: tiga pegawai di tiap dapur MBG adalah pegawai pusat: akuntan, ahli gizi dan manajernya. Tiba-tiba saja diperlukan begitu banyak akuntan dan ahli gizi di desa-desa.
Saya sendiri di tahun 2026 masih tetap minum obat penurun imun, olahraga pagi, makan tomat kukus, putih telur, dan singkong rebus.
Tahun baru 2026 sudah kami mulai dengan langkah tegas: menghapus persediaan gula putih (gula pasir) dari dapur istri. Itu hanya selangkah lebih maju. Reformasi –bukan revolusi.
Selama tahun 2025 kami sudah terbiasa mengurangi makan dan minum manis. Kue adalah barang haram di rumah kami –karena kue adalah makanan paling bergula.
Sebagai ganti, di dapur, kini hanya tersedia gula semut –agar gula kelapa produksi perusuh Disway di Banyumas itu tidak hanya diekspor. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 31 Desember 2025: Bintang 2025
Sri Wasono Widodo
MAKNA SENYUM. Ada pepatah Jawa yang berbunyi: "Semu ratu, esem bupati, dugang bujang". Respon seorang raja bisa berupa perubahan wajah. Pejabat di bawahnya bila marah cukup dengan senyum. Sedangkan kemarahan mandor terhadap tukang bisa berupa tendangan. Namun senyum dalam ajaran agama adalah sedekah. Apalagi dari seorang sahabat, senyum berarti ketulusan hati.
Murid SD Internasional
PERTANYAAN KEDUA (PALING PENTING): Jika PT. PAL bisa memproduksi 30 kapal selam otonom, adakah rencana PT. PAL memproduksi 300 kapal pengawas perikanan yang jauh lebih murah dan bisa langsung menyelamatkan triliunan rupiah ikan Indonesia yang dicuri tiap tahun? 1 kapal pengawas perikanan saja, itu sudah mampu untuk: - Menangkap ratusan kapal pencuri ikan tiap tahun. - Mengamankan potensi pendapatan negara triliunan rupiah tiap tahun. - Melindungi ribuan nelayan tradisional Indonesia yang kalah bersaing melawan armada kapal asing. Sementara, 1 kapal selam otonom -- kendati pun murah -- tidak akan pernah menangkap 1 pun kapal pencuri ikan, karena memang bukan tugasnya. Maksud kami -- para ikan -- adalah, ancaman terbesar terhadap kedaulatan maritim Indonesia tidak hanya invasi asing di laut, tapi eksploitasi ilegal oleh kapal-kapal asing yang mencuri ikan-ikan Indonesia, dan ini membutuhkan kapal patroli, bukan kapal selam. Indonesia kehilangan 4 juta ton ikan per tahun. Itu bukan angka kecil. Itu setara protein untuk 100 juta rakyat Indonesia. Jika kita serius bicara soal kedaulatan maritim, mohon fokus juga pada penegakan hukum di permukaan laut, bukan semata fokus pada kemewahan di bawah laut. Catatan terakhir... Kapal selam otonom mungkin jadi bintang di narasi CHDI, tapi nelayan kecil dan kapal patroli, itulah pahlawan di medan perairan nyata NKRI. Salam ikan, by Murid SD Internasional.
Murid SD Internasional
Saya menulis komentar ini -- di subuh buta ini -- mewakili suara jutaan ikan di seluruh wilayah perairan laut Indonesia. 1. Studi dari Center for Indonesian Policy Studies dan laporan Global Fishing Watch (2023) menyebut, bahwa kerugian Indonesia akibat "illegal, unreported, unregulated fishing" mencapai 4 miliar dollar atau Rp66 triliun per tahun. 2. Laporan Badan Pusat Statistik dan KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) mengonfirmasi bahwa 4 juta ton ikan Indonesia dicuri tiap tahun, terutama oleh armada asing dari negara V, F, Ch, dan Th -- silakan tebak sendiri 4 inisial negara tersebut. Artinya, selama ini ikan laut Indonesia sudah langganan dirampas, dan NKRI kehilangan ratusan triliun rupiah per tahun -- cukup untuk membangun 100 rumah sakit swasta sekelas Siloam, cukup untuk membangun 200 sekolah SD internasional, cukup untuk membangun 300 galangan kapal -- namun uang ratusan triliun itu mengalir ke kantong negara lain. Pertanyaan para ikan laut Indonesia untuk PT. PAL dan Pak Dahlan Iskan: PERTANYAAN PERTAMA: Apakah kapal selam efektif melawan illegal fishing? Setahu kami, kapal selam, apalagi tanpa awak, tidak dirancang untuk patroli permukaan, apalagi mengejar kapal pencuri ikan yang beroperasi di permukaan laut dangkal (pesisir, laut teritorial). Pencuri ikan biasanya menggunakan kapal nelayan kecil hingga sedang -- bukan ancaman bawah laut -- dan hanya bisa dideteksi via satelit, radar, atau kapal patroli permukaan, bukan kapal selam.
Denny Herbert
Tulisan Abah tentang "Bintang 2025" Kaharuddin Djenot memang terasa seperti kado akhir tahun yang manis. Tapi kalau digabung dengan Berita rute Batam-Yangpu, kado untuk Indonesia bukan lagi sekadar manis, tapi sudah komplit ATAS - BAWAH. Ini ibarat PT PAL sedang menyiapkan "pagar betis" di bawah laut, sementara COSCO dan Batam sedang membangun "jalan tol" di atas laut. Bayangkan betapa dahsyatnya kedaulatan kita kalau begini: Di Bawah Laut: Kita punya 30 kapal selam tanpa awak (KSOT) buatan sendiri yang menjaga pintu-pintu perairan tanpa perlu muncul ke permukaan. Di Atas Laut: Kapal-kapal dagang kita tidak perlu lagi "antre" dan bayar upeti transit di Singapura. Langsung gaspol ke pasar utama dengan biaya 32% lebih murah! Dulu kita sering mengeluh biaya logistik mahal dan pertahanan laut bolong-bolong. Sekarang, di akhir 2025, pelabuhan Yangpu di Hainan sudah jadi Free Trade Port penuh, dan Batam bukan lagi sekadar "halaman belakang" Singapura, tapi pintu gerbang mandiri. Kalau KSOT PT PAL itu adalah ototnya, maka rute Batam-Yangpu ini adalah napasnya. Singapura pasti gerah. Tapi bagi kita? Inilah saatnya Indonesia benar-benar menjadi tuan di laut sendiri. Selamat menyongsong 2026 dengan kedaulatan BAHARI penuh!
Mulamu
Ini contoh orang Baik dan benar di tempat yg betul, tentu akan membawa dampak kebaikan dan kemajuan bagi tempat dan lingkungannya, tapi ingat dan waspadalah sprti pesan DI.... jadilah bersih tapi jangan membersihkan .... kecuali membersihkannya perlahan lahan namun pasti, shgg pihak2 yg selama ini merasa nyaman dg keadaan yg ada ... tetap merasa nyaman juga dg perubahan yg sdg berjalan, di negeri ini, di sana dan di sini, di tempat anda pun di tempat saya, di tempat tempat yg basah dan licin , Anda Sudah Tahu : ...masih banyak "oknum" nirnasionalisme, yg ingin Indonesia tidak maju dan lebih baik.... sebab Indonesia yg tdk Indonesia, bagi mereka sangat nyaman dan menguntungkan ... #Selamat Akhir tahunn2025 dan Selamat tahun Baru 2026 ... Salam Sehat dan Sejahtera....
Jadwal Sholat Pro
Kisah Kaharuddin Djenod analog dengan kisah Selcuk Bayraktar. Sekolah drone di AS, lalu pulang membangun Bayraktar TB2 dan TB3, Akinci, dan Kizilelma. Yang terakhir adalah drone siluman bermesin jet, yang juga dipesan oleh Pak Prabowo. Jika Turki sudah jadi ekportir drone, maka Indonesia akan jadi eksportir kapal selam otonom. Dengan syarat, presidennya masih Pak Prabowo, jangan fufufafa.
ra tepak pol
Abah DI sepertinya sedang ngambek ke produsen hp karena pembayaran endorse masih belum lancar
Jadwal Sholat Pro
Saya tau alasan kenapa kisah Pak Kaharuddin Djenod ini diangkat sebagai kisah terbaik 2025. Yaitu, sebagai pelipur lara kegagalan inisiatif mobil listrik. Andai dulu satu dekade silam, ada orang seperti Pak Kaharuddin di bidang mobil listrik, yang menguasai A-Z nya, mulai dari ilmu logamnya, ilmu adminstrasinya, sampai ilmu marketingnya, maka mungkin merek mobil listrik di jalan raya Indonesia bukan BYD, Wuling, AION, atau yang lainnya, tapi DIS ev.
ra tepak pol
Bang heru santoso, berarti belum merasakan dapat gaji dari kehidupan (bangun, tidur, BAB, BAK, mandi, makan, minum, buka hp) dalam tabung kompresi ya? ayo lanjut sertifikasinya
heru santoso
Luar biasa. Negara lain menghabiskan puluhan tahun riset, ribuan jam uji coba, dan miliaran dolar. Kita cukup tiga tahun bangkit, lalu langsung menyelam ke laut dalam. Efisiensi khas negeri berkembang. Dulu hampir bangkrut. Sekarang mau bikin kapal selam otonom. Ini bukan sekadar turnaround, ini salto industri. Sayangnya, hukum fisika laut belum tentu ikut tepuk tangan. Jangan salah paham: ambisi itu perlu. Tanpa ambisi kita cuma jadi pembeli seumur hidup. Tapi ambisi yang terlalu cepat diumumkan kadang lebih cocok untuk pitch deck, bukan ruang mesin. Kapal selam bukan startup. Tidak bisa pivot kalau bocor. Tidak bisa “trial error” kalau sudah di kedalaman. Tentu, prototipe ada. Uji coba jalan. Presentasi meyakinkan. Tapi sejarah industri berat mengajarkan satu hal: yang sulit itu bukan bikin satu unit, melainkan bikin unit ke-dua, ke-sepuluh, ke-tiga puluh — dengan kualitas yang sama, tanpa drama, tanpa alasan. Tepuk tangan boleh. Judul besar silakan. Tapi stopwatch tetap hidup. Sebagai penyelam dengan sertifikat open water-PADI saya bisa bilang : beda tipis antara “berani menyelam” dan “terlalu percaya diri”.
Jokosp Sp
"Asal Negara di atas kepentingan sekelompok politikus dan pebisnis". Kok harus begitu?. "Masih ingat kasus kriminalisasi dan politisasi Tom Lembong dan juga kriminalisasi Ibu Ira?". "Ketika Anak Bangsa punya kompetensi dan skill, itu jadi kewajiban dan tugas negara untuk mengoptimalisasi kemampuannya, dan negaralah yang ada di paling depan". "Bukan menonjolkan kepentingan politik dan kekuasaannya. Orang disandra dengan membiarkan melakukan korupsi. Dengan data korupsinya dipakai oleh penguasanya agar orang tersebut harus menuruti apa kemauannya". "Jika tidak sejalan dan sepaham (mbalelo) maka dimasukan ke penjara". "Sulitnya orang punya kompetensi dan skill berkembang di negara korup ini". Saya ikut berdo'a semoga Pak Kaharuddin Djerot jadi tonggak sejarah atau Monas yang ke dua di bumi pertiwi ini. Dan bukan jadi catatan sejarah kelam bangsa ini yang punya nasib seperti Tom Lembong dan Ibu Ira. "Aamiin...., semoga pemimpin bangsa ini berani terhadap pemberantasan korupsi. Tidak hanya omon-omon".
Juve Zhang
Malaysia jadi bintang 2025 satu Najib Razak yg koruptor dihukum 165 tahun sebuah bangsa yg men gakan hukum sangat fantastis.....mantan PM bisa dibui 165 tahun mirip Korea Selatan presiden nya banyak yg masuk penjara karena kasus korupsi....di Korea Selatan presiden bukan jabatan sakral tapi profesi biasa saja yg sama dengan profesi dokter insinyur dlll kalau korupsi ya dihukum....pun Malaysia sekarang melihat PM Hanya jabatan tinggi profesional artinya kalau korupsi ya dihukum juga.....sebuah terobosan bagus dari Malaysia.... Korea Selatan maju .... Malaysia maju ekonomi nya wajar.... hukum bisa jangkau presiden PM....maka kemakmuran rakyat moncreeet keatas.....rakyat Malaysia sedikit tapi mampu beli mobil 655000 unit selama 10 bulan tahun 2025....sebuah Income perkapita yg gak perlu sensus .....periode sama 280 juta rakyat Indonesia yg mampu beli mobil hanya 635000 unit jelas income perkapita Indonesia kalah jauh dengan Malaysia.....bukan GDP perkapita itu angka tak penting....tapi penting bagi Om Lurahhh untuk naikan rating....wkwkwk....Selama liburan Desember ini 1000 rakyat Malaysia naik WHOOSH setiap hari.....sebuah angka yg besar dibandingkan jumlah penduduk nya....mereka wisata rombongan ke Bandung via Jakarta..... WHOOSH ketiban rejeki dari Malaysia sehari 300 juta rupiah.... cukup bayar gaji karyawan nya ....anda hitung saja 300 juta bagi sehari gaji karyawan paling 200 ribu.....wkwkwk
Udin Salemo
Inyong minta, -kalau bisa dikabulkan- Pak Boss ber-podcast dengan Julfi Hadi yang mundur sebagai dirut pge. Mundur hanya karena laba perusahaan yang menurun. Kata beol. Orang berintegritas dan mengundurkan diri karena target tak tercapai sangat jarang ditemui. Salut buat uda Julfi Hadi.
Ari Sr
Hueebbatt...luaaar biiaassa... semangat ????..PT. PAL... Salam buat jembatan petekan, Ampel , pasar pabean, jembatan merah.. semoga semua menguripi dan murup
Lukman Nugroho
Semoga, bangsa ini tak lagi seperti yang dulu sering dikatakan. Oleh banyak pengamat : masuk tidak menggenapkan, keluar tidak mengganjilkan. Kemampuan memproduksi kapal selam, adalah pintu masuk menjadi negara yang akan lebih diperhitungkan.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
DI MANA KAHRUDDIN DJENOT PALING OPTIMAL: PT PAL ATAU DANANTARA..? Pertanyaan ini menarik justru karena tidak hitam-putih. Berdasarkan yang dimuat di Disway, kompetensi utama pak Kaharuddin Djenot sangat khas: Deep technical leadership di industri perkapalan, dari desain, produksi, sampai komersialisasi. Ia bukan hanya CEO administratif, tapi engineer–builder yang memahami produk sampai level paling dasar. Di PT PAL, kompetensi itu bertemu langsung dengan medan kerjanya. Kompleksitas teknis, kebutuhan lompatan teknologi, dan misi strategis negara membuat peran Kaharuddin menjadi sangat “fit”. Dampaknya terlihat nyata: transformasi operasional berbuah perbaikan keuangan. Ini, menurut saya, contoh klasik right man in the right place. Danantara, di sisi lain, adalah entitas yang lebih bersifat holding, orkestrasi, dan kapital allocation. Tantangannya bukan desain produk, melainkan tata kelola lintas sektor, sinergi BUMN, dan keputusan investasi makro. Peran ini menuntut keunggulan berbeda: manajemen portofolio, politik kebijakan, dan koordinasi kelembagaan. Bukan soal mana yang lebih bergengsi atau lebih penting. Pertanyaannya: di mana keunggulan personal memberi dampak paling besar? Dari perjalanan PT PAL, terlihat bahwa nilai tertinggi Kaharuddin muncul ketika ia diberi ruang membangun langsung, bukan sekadar mengawasi dari menara. Diskusi ini penting bukan untuk menilai orang, tapi untuk mengingatkan kita: desain jabatan sama pentingnya dengan memilih figur.
Juve Zhang
Istilah di Koran zaman dulu pesawat CN 235 itu pesawat TETUKO.... diplesetkan Sing Teko ora Tuku sing Tuku ora Teko.... terjemahan bebas yg datang gak beli yg beli gak datang......itu gambaran tulisan wartawan zaman koran dahulu.. akhirnya PT DI harus bangkrut ....sisanya sekarang masih bertahan hidup dengan membuat helikopter dll
Achmad Faisol
@pak tiga pelita berlian, untuk kompil NU dan PBNU... "NU" secara kultural (amaliyah) ada dulu, baru dibentuk struktural/organisasi... tidak semua yang kultural sama ikut organisasi NU... contoh: dulu, saya membaca seri buku "40 Masalah Agama" tulisan KH. Siradjuddin Abbas... secara pemahaman, beliau sama seperti kiai NU, tetapi beliau bukan NU, tetapi PERTI (Persatuan Tarbiyah Islamiyah)... Pun Ustadz Abdul Somad (UAS), beliau PERTI secara organisasi... Jadi, tanpa PBNU atau organisasi apa pun, amaliyah tetap jalan... Banyak ormas yang pemahamannya sama dengan NU...
ra tepak pol
Hingga saat ini (akhir tahun 2025), pesawat buatan COMAC (China) belum memiliki sertifikasi dari otoritas penerbangan Amerika Serikat (FAA) maupun Eropa (EASA). Berikut adalah status terbaru untuk model pesawat utama COMAC: • COMAC C919 (Pesawat Lorong Tunggal): • Eropa (EASA): Proses sertifikasi sedang berjalan tetapi diperkirakan memakan waktu 3 hingga 6 tahun lagi. Regulator Eropa secara resmi menyatakan bahwa sertifikasi tidak mungkin diberikan pada tahun 2025 dan kemungkinan baru tercapai antara tahun 2028 hingga 2031. • Amerika Serikat (FAA): Saat ini COMAC dilaporkan tidak sedang mengejar sertifikasi FAA untuk model C919. • COMAC ARJ21 / C909 (Pesawat Regional): • Meskipun sudah beroperasi sejak 2015 dan digunakan di luar China (termasuk oleh maskapai TransNusa di Indonesia), pesawat ini tetap belum bersertifikat FAA atau EASA. Pengoperasian di luar China saat ini bergantung pada pengakuan otoritas penerbangan lokal terhadap sertifikasi domestik China (CAAC). Kesimpulan: Pesawat COMAC saat ini hanya memiliki sertifikasi kelaikan udara dari CAAC (China) dan beberapa negara yang secara sukarela mengakui standar tersebut. Tanpa sertifikasi FAA atau EASA, pesawat-pesawat ini belum bisa terbang atau dijual secara luas di pasar Barat.
Murid SD Internasional
Terakhir, percakapan yang saya ingat. Paman CEO ini membeberkan 3 resep rahasia, dan dia sudah membuktikan keampuhannya. Resep 1: Tiap BUMN wajib punya unit independen -- lapornya langsung ke komut -- dengan tugas utama hanya satu, yakni identifikasi dan suntik mati "sunset activities". Resep 2: Jangan ada capital expenditure baru, tanpa daftar eksplisit apa yang akan dihentikan. Resep 3: Kinerja direksi diukur saja dari rasio "value generating activities" versus "legacy overhead", jadi bukan cuma fokus memelototi pertumbuhan laba. Yang saya tangkap sih, intinya, kalau operasinya bocor, governance-nya lembek, dan tidak ada sosok internal yang punya nyali membongkar apa yang harus dipugar dan tidak punya keberanian menghentikan apa yang harus dihentikan, maka itu bukan BUMN strategis, tapi museum dengan gaji bulanan. Sebab, operasi perusahaan yang sehat bukan yang semata paling banyak bergerak lincah dan gesit, tapi juga yang paling sedikit limbahnya. Dan di BUMN, limbah itu bukan hanya yang menghamburkan uang, tapi juga waktu, talenta, dan kesempatan yang terbuang karena tidak ada yang berani berkata: "yang ini harus ditutup".
Murid SD Internasional
KETIGA, ARSITEK TRANSFORMASI. Ini sebetulnya bukan "change agent" ala HR. Ini orang yang punya otoritas memotong bisnis lama, mengalihkan miliaran rupiah revenue ke arah baru, dan melawan menteri yang masih terpaku pada proyek 15 tahun lalu. Kalau dia tidak punya mandate untuk ubah struktur biaya dan governance, maka dia hanya boneka dengan kostum kerah berdasi. Nah, yang paling krusial, dan paling sering diabaikan, adalah DEKONSTRUKTOR OPERASIONAL. Ini peran sang paman CEO. Paman CEO yang saya ceritakan ini, dia pernah membongkar 40% portofolio perusahaan dalam 18 bulan. Bukan karena rugi, tapi karena tidak strategis. Paman CEO ini menghentikan joint-venture yang "masih" profitable, tapi mengikat talenta terbaiknya. Sehingga dia tutup pabrik yang "bersejarah" lantaran efisiensinya 40% di bawah benchmark global. Dan paman CEO ini melakukan semua itu tanpa drama, sebab dia punya data: activity-based costing, zero-based review, dan analisis portofolio ketat. Nah, di BUMN? Yang dilakukan paman CEO di atas hampir tidak pernah terjadi. Orang-orang BUMN takut disebut "menjual aset negara" jika melakukan apa yang paman CEO di atas lakukan. Padahal, yang dijual adalah beban tersembunyi yang menguras anggaran negara untuk hasil nol. Fakta operasional: banyak BUMN menghabiskan 40-50% biaya operasional untuk pemeliharaan unit yang tidak lagi relevan, dan direksi dievaluasi dari growth, bukan dari efisiensi struktural. Akibatnya, mereka tambah proyek, bukan potong limbah.
Murid SD Internasional
Pak Guru @Agus Suryonegoro III Tentang klasifikasi tipe manajer yang Pak Guru sebut itu, saya jadi ingat kisah seorang paman yang kebetulan mantan CEO. Selama 30 tahun paman CEO ini memimpin perusahaan yang menjadi mitra utama BUMN di sektor energi, logistik, dan pertahanan. Dia tau persis bagaimana BUMN bekerja. Dan lebih penting lagi, tau betul kenapa sebagian BUMN bisa terus gagal bangkit meski sudah disuntik uang negara terus-menerus. Nah, uniknya, paman CEO ini dibayar bukan untuk transformasi, melainkan dibayar untuk memecat, menutup, dan membongkar -- total dekonstruksi. Paman CEO ini pernah cerita begini. BUMN itu tidak butuh banyak pemimpin, cukup 4 peran spesifik pemimpin, di mana 3 di antaranya sering salah tempat. PERTAMA, OPERATOR STABILITAS. Ini adalah pemimpin yang bisa jaga EBITDA positif, jaga arus kas stabil, dan compliance tetap clean sebersih keramik baru beli. Dia bukan pemimpin visi, tapi pemimpin kontrol. Jangan pernah beri dia proyek transformasi, itu bisa jadi bunuh diri operasional. KEDUA, ENGINEER BISNIS. Bukan MBA yang cuma baca laporan, tapi orang yang benar-benar tau kenapa turbin mati, kenapa kapal telat, kenapa logistik bocor. Kalau dia tidak pernah turun ke lapangan dalam 30 hari terakhir, dia tidak layak memegang portofolio operasional. Selanjutnya...
Kurniawan Roziq
Karena bintang bintang yg berkumpul di PIK , sangat jauh dengan PT PAL di Surabaya
Pembaca Setia
selamat pagiii Auto muncul pertanyaaan : 1. kl memang itu yang pertama, bagaimana caranya wahana tersebut melindungi dirinya sendiri dari dari orang yg mau nyuri, misal contoh nya drone nya AS yg di hack oleh Iran, dan di copy paste sama iran dan sekutu nya 2. bagaimana cara mengetahui status masing masing wahana tersebut?, misal nya sebut lah ada 200 wahana, bagaimana kita tau dari 200 wahana tersebut beroperasi dengan benar, jangan jangan ada yg di suruh belok kanan, malah belok kiri, ada yg ga mau update status, ada yg hilang status karena ga ada sinyal, mungkin ada yg ngasih status palsu ... :) , dll ini mah cuma pertanyaan umum lho bukan ga support kebanggan nasional... happy new year 2026 semoga tahun 2026 jadi lebih baik... aamiinn...
Aviv Setiawan
Saya kira batalnya menjadi CEO Danantara adalah keputusan tepat. Biarkan ikan yang besar ini di kolamnya sekarang, biarkan menjadi mentor bagi ikan ikan yang lain agar banyak yang seukuran kapasitasnya. Kita sudah pernah lihat 2 ikan yang jago naik kolam lebih besar tapi hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Ya tahu sendirilah kolam besar banyak potas nya.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
@pak Ra Tepak. Membaca komentar Bapak saya menyimpulkan bahwa perbandingan antara pabrik pesawat dan pabrik KSOT ditempatkan secara proporsional dan jernih. Bapak tidak terjebak pada pertanyaan “mana yang lebih hebat”, melainkan menjelaskan bahwa kerumitan sangat bergantung pada dimensi yang dilihat. 1). Pesawat unggul pada kompleksitas industri massal: skala produksi, jutaan komponen, sertifikasi berlapis, dan integrasi sistem aerodinamika. 2). Sementara itu, KSOT menghadapi tantangan yang jauh lebih ekstrem pada sisi lingkungan dan otonomi: tekanan laut dalam, korosi, kedap air jangka panjang, keterbatasan komunikasi, navigasi tanpa GPS, serta manajemen energi non-nuklir. ### Menurut saya, kekuatan utama komentar Bapak justru ada pada keseimbangan analisisnya. Penekanan pada otonomi dan operasi di lingkungan bawah laut sangat relevan, karena di situlah batas teknologi benar-benar diuji, bukan sekadar di pabrik, tetapi di medan operasi. Catatan tentang capaian PT PAL juga patut diapresiasi. Bukan untuk euforia, melainkan sebagai pengingat bahwa lompatan teknologi bisa dicapai bila fokus pada ceruk strategis yang tepat. Diskusi seperti ini penting agar kemajuan industri pertahanan dipahami dari kedalaman penguasaan teknologi, bukan sekadar dari ukuran atau popularitas platform.
ra tepak pol
Kesimpulan: Jika yang dimaksud adalah skala produksi dan jumlah sistem yang saling terkait, maka pabrik pesawat lebih rumit. Namun, jika yang dimaksud adalah solusi teknik untuk menghadapi lingkungan fisik yang ekstrem dan otonomi mandiri tanpa manusia, maka pabrik kapal selam tanpa awak menawarkan tingkat kesulitan teknologi yang sangat unik dan spesifik. Di Indonesia, kemampuan memproduksi kapal selam otonom (KSOT) telah dicapai oleh PT PAL pada tahun 2025, menjadikan Indonesia negara keempat di dunia yang menguasai teknologi ini setelah AS, Rusia, dan Cina. 3 dari 3
ra tepak pol
2. Tantangan Lingkungan dan Material (Kapal Selam Lebih Rumit) • Tekanan Ekstrem: Pabrik kapal selam harus mampu memproduksi pressure hull (lambung tekan) yang tahan terhadap tekanan air ribuan ton di kedalaman laut. Kegagalan struktur kecil saja dapat menyebabkan implosi seketika. • Kedap Air dan Korosi: Setiap komponen elektronik dan sambungan harus sepenuhnya kedap air dalam jangka panjang dan tahan terhadap korosi air laut yang agresif, yang jauh lebih merusak dibandingkan lingkungan atmosfer pesawat. 3. Sistem Otonomi dan Komunikasi (Kapal Selam Tanpa Awak Lebih Rumit) • Isolasi Komunikasi: Di udara, pesawat dapat menggunakan GPS dan radio secara real-time. Di bawah air, sinyal radio tidak dapat menembus air. Kapal selam tanpa awak harus sangat cerdas (otonom penuh) karena sering kali tidak bisa dikontrol dari jarak jauh. • Navigasi Akustik: Pabrik kapal selam otonom harus mengintegrasikan sistem sonar dan algoritma canggih untuk navigasi tanpa bantuan GPS, yang secara teknis sangat menantang dibandingkan sistem navigasi udara. 4. Sistem Tenaga (Tanpa Reaktor Nuklir) • Kapal Selam: Bergantung pada baterai densitas tinggi (seperti Li-ion) atau sistem Air-Independent Propulsion (AIP) untuk misi durasi lama. Tantangannya adalah manajemen panas dan risiko kebakaran baterai di ruang tertutup. • Pesawat: Menggunakan mesin turbin gas yang sangat kompleks dalam hal metalurgi suhu tinggi dan efisiensi pembakaran. 2 dari 3
ra tepak pol
Menentukan mana yang lebih rumit antara pabrik pesawat terbang dan pabrik kapal selam tanpa awak (UUV/AUV) tanpa reaktor nuklir bergantung pada dimensi kecanggihan yang dibandingkan. Secara keseluruhan, pabrik pesawat umumnya dianggap memiliki kompleksitas manufaktur dan rantai pasok yang lebih masif, namun pabrik kapal selam tanpa awak menghadapi tantangan fisika dan otonomi yang jauh lebih ekstrem di lingkungan bawah laut. Berikut adalah perbandingan poin² kerumitannya: 1. Kompleksitas Manufaktur dan Skala (Pesawat Lebih Rumit). • Jumlah Komponen: Pesawat terbang komersial atau militer memiliki jutaan komponen presisi tinggi yang harus bekerja dalam sinkronisasi sempurna. • Sertifikasi Keamanan: Karena pesawat membawa penumpang atau beroperasi di ruang udara publik, standar sertifikasi material, struktur, dan redundansi sistem jauh lebih ketat dan berlapis dibandingkan kendaraan bawah laut tanpa awak. • Aerodinamika: Desain pesawat harus menyeimbangkan antara berat, daya angkat, dan efisiensi bahan bakar secara sangat kritis agar bisa terbang. 1 dari 3
Liáng - βιολί ζήτα
Oom Liam Then, Saya pikir, langkah terbaik yang mesti diupayakan oleh Pemerintah adalah "mengembalikan kemampuan PT. Nurtanio ke posisi dahulu ketika berhasil memproduksi sendiri Pesawat Terbang Komersial berbadan sedang". Indonesia Mampu koq memproduksi sendiri..... Semakin lama - tentu saja akan semakin berkembang, dan memungkinkan untuk memproduksi Pesawat Terbang Komersial berbadan lebar, bahkan Pesawat Tempur sekalipun. Demikian pula halnya dengan Kapal Selam Tanpa Awak yang sekarang sedang dan akan diproduksi oleh PT. PAL - semakin lama, semakin berkembang, tentu saja kelas Kapal Selam Tanpa Awak yang akan diproduksi pun akan semakin canggih. Semuanya membutuhkan proses.....
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
@pak Liang.. Komentar pak Liang menarik karena menempatkan perkembangan unmanned submarine dan pesawat komersial dalam satu benang merah: hubungan antara teknologi dan kepentingan pasar. Sejarah kapal selam tanpa awak menunjukkan bahwa inovasi sering lahir dari kebutuhan riset, lalu bermigrasi ke kepentingan militer tanpa hambatan sertifikasi global yang kaku. Berbeda dengan pesawat komersial, yang keselamatannya “dikunci” oleh rezim sertifikasi FAA dan EASA. Di titik ini, argumen Bapak terasa relevan. Sertifikasi tidak lagi sekadar instrumen keselamatan, tetapi juga telah menjadi alat bisnis dan proteksi industri. Jika produk pesawat China mudah lolos, maka keunggulan biaya produksi China berpotensi mengguncang dominasi industri Amerika dan Eropa. Maka wajar bila standar diperketat, proses diperlambat, dan pasar dijaga. Untuk kapal selam Indonesia juga menyejukkan. Karena kemandirian KSOT adalah langkah strategis yang realistis, karena tidak terjebak pada pagar sertifikasi global yang sarat kepentingan. Namun untuk ekspor, memang dibutuhkan diferensiasi dan riset jangka panjang. Intinya jelas: di industri strategis, teknologi tidak pernah berdiri netral. Ia selalu berkelindan dengan geopolitik, pasar, dan kepentingan nasional.
Liam Then
Bagaimana pendapat Ko Yang An kalau misalnya pemerintah RI ambil langkah drastis, ajak COMAC kongsi dengan PT.DI, buat assembly line C919 di Indonesia, hasilnya untuk konsumsi bisnis penerbangan domestik. Selain C919, juga tujukan untuk produksi pesawat ringan, jenis yang ramai digunakan di Papua itu. Juga mungkin drone angkut kelas berat, untuk digunakan sebagai wahana angkut antar kolam populasi diantara pegunungan Papua? C919 memang belum dapat sertifikasi, tapi berdasarkan sejarah operasionalnya, nilainya masih lebih baik dari perusahaan yang itu, yang satu seri produksinya mengalami cacat disain. Masalah sertifikasi, jika digunakan secara meluas, nanti fakta yang akan bicara sendiri. Nanti banyak belahan dunia mungkin akan dihadapi oleh dua pilihan standar sertifikasi, dari yang barat atau yang timur. Lihat perkembangan saat ini, dengan perkembangan BRICS yang solid, misal Russia yang juga diembargo komponen dan servis pesawat penumpang merk asing yang mereka miliki. Kemungkinan besar standar sertifikasi saingan akan jadi kenyataan. Bagaimana menurut Ko Yang An, apabila pemerintah RI pilih langkah kongsi dengan COMAC, kongsi untuk produksi pesawat penumpang sendiri, apakah ada reperkusi yang tak diinginkan? Kalau soal potensi pasar, lihat saja jumlah 2 batch pesanan Lion Air yang jumbo itu. Begitu jumbo, sampai Bos Lion, diterima teken pesanan di Istana Versailles.
Liáng - βιολί ζήτα
Berbeda halnya dengan Pesawat Terbang Komersial yang membutuhkan sertisifikasi dari Otoritas Penerbangan Amerika dan Eropa, sebagai pionir keselamatan penerbangan - terkesan Pesawat Terbang Komersial buatan China dipersulit..... padahal Maskapai Penerbangan Domestik China yang menggunakan Pesawat Terbang buatannya sendiri terbilang sangat jarang terjadi insiden kecelakaan. Dapat dimaklumi, jikalau Pesawat Terbang Komersial buatan China tidak dipersulit, maka Industri Pesawat Terbang Komersial Amerika dan Eropa akan kesulitan bersaing dengan produk sejenis dari China, meski spesifikasinya sama tetapi harganya akan terpaut jauh, dikarenakan biaya tinggi produsen Amerika dan Eropa. Perkembangan di tanah air, tentu saja kabar yang sangat menggembirakan, setidak-tidaknya Indonesia mulai mandiri dalam hal pemenuhan kebutuhan Kapal Selam Tanpa Awak untuk menjaga kedaulatan perairan Indonesia. Tetapi untuk ekspor - mesti memiliki keunggulan tersendiri yang berbeda dari negara-negara produsen Kapal Selam Tanpa Awak tersebut di atas. Dan..... itu bukanlah hal yang mudah, diperlukan penelitian dan pengembangan bertahun-tahun. Mungkin, yang terbaik adalah mesti melibatkan berbagai Perguruan Tinggi di tanah air - dengan berbagai disiplin ilmunya, untuk penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan. [2/2].
Liáng - βιολί ζήτα
unmanned submarine. Kapal Selam Tanpa Awak - pertama kali dikembangkan pada tahun 1957 oleh trio dari University of Washington : Stan Murphy, Bob Francois, dan Terry Ewart. Tujuan awalnya bukan untuk kepentingan militer, tetapi untuk penelitian. Tercatat bahwa Kapal Selam Tanpa Awak pertama tersebut - yang dapat mencapai kedalaman 3.650 meter, dan mampu beroperasi selama 5 jam - digunakan untuk melakukan penelitian di perairan Arktik dan mengumpulkan data Oseanografi. Perkembangan selanjutnya, Kapal Selam Tanpa Awak - bukan hanya untuk kepentingan penelitian, tetapi lebih untuk kepentingan militer. Negara-negara lain pun berlomba-lomba dalam pengembangan Kapal Selam Tanpa Awak tersebut - dengan berbagai spesifikasinya (kelasnya) terutama Uni Soviet (Rusia), negara-negara Eropa Barat, Jepang, China. Konon, dekade belakangan ini, China lebih unggul dari segi teknologi dan juga dari segi jumlah Kapal Selam Tanpa Awak (berbagai kelas) yang dioperasikannya. [1/2]
Liáng - βιολί ζήτα
Salah satu lagu berbahasa Korea tahun 1940an yaitu : 나그네설움 (Nageuneseol-um) yang berarti "The sorrow of a traveler" masih sangat disukai hingga kini dan masih begitu sering dinyanyikan oleh various artis, tentu saja penyanyi generasi baru punya gayanya tersendiri. Saya pilihkan penyanyi generasi pertengahan antara tahun lagu tersebut diciptakan dan sekarang ini. 주현미 (Juhyeonmi) : https://youtu.be/WsYkOt9UaVQ? Versi Mandopop dari lagu 나그네설움 (Nageuneseol-um) tersebut adalah 風淒淒衣綿綿 (Fēng qī qī yī miánmián) yang berarti "The wind is chilly, my clothes are soft". Mandopop 風淒淒衣綿綿 (Fēng qī qī yī miánmián) meski sangat kentara sentuhan nuansa orientalnya, tetapi dapat dengan mudah diketahui dari komposisi musiknya yang sama dengan 나그네설움 (Nageuneseol-um). Lagu 風淒淒衣綿綿 (Fēng qī qī yī miánmián) ini pun masih sangat disukai hingga kini. Saya pilihkan juga penyanyi generasi pertengahan. 林淑容 (Línshūróng) : https://youtu.be/hey_moPl4rQ? Dan..... sebagai penutup, tentu saja..... Jo A Ram (electric violin cover) : https://youtu.be/O0N_a22FQiE? [2/2].
Liáng - βιολί ζήτα
selingan akhir tahun Anda Pasti Tahu, bahwa banyak sekali lagu berbahasa China, Jepang dan Korea - yang saling diterjemahkan ataupun saling diadaptasikan. Terutama bagi yang belajar musik - khususnya yang memperhatikan Mandopop, J-Pop dan K-Pop, akan dapat dengan mudah mengetahuinya. Mungkin, salah satu penyebabnya adalah adanya kedekatan (kemiripan) dari ke-tiga bahasa yang mereka gunakan. Tulisan bahasa Jepang misalnya (Hiragana, Katakana dan Kanji) - salah satu tulisan bahasa Jepang yaitu Kanji mengadopsi tulisan China (Hanzi). Juga, tulisan bahasa Korea (Hangul dan Hanja) - tulisan Hanja juga mengadopsi tulisan China (Hanzi). [1/2]
Juve Zhang
@AgusS3....bintang 2025 saya tetap Pakcik Najib Razak bukan Messi.... wwkq...sebuah tonggak sejarah baru seorang pemimpin PM kena hukum 165 tahun sebuah gebrakan spektakuler dari Hakim dan Jaksa di Malaysia....sangat kagum lihat seorang mantan PM bisa dihukum penjara 165 tahun.....luar biasa
Liam Then
@Bang MSDI di bawah ada ungkit tentang pencurian ikan internasional, oleh nelayan asal beberapa negara. Luas kawasan laut Indonesia + zona ekonomi eksklusif memang kebangetan 6,4 km². Sebagai gambaran , bayangkan dari total luas daratan Asia Barat (sekitar 6,2 juta km²) yang dihuni 19 negara. Begitu luas, jaganya tentu butuh biaya besar. Bisa anda bayangkan potensi perikanannnya? Tapi coba anda bayangkan, kenapa di Indonesia, kaum marginalnya sering makan ikan asin yang kecil-kecil itu? Yang diatas jawabannnya nanti saja. Kita omon tentang pencurian ikan dan kemungkinan cara penanggulangannya dulu. Ada kabar, wilayah laut di perairan Indonesia Timur, ternyata sudah dikotak-kotakan dalam zona eksploitasi ekslusif berdasarkan kuota, kabarnya kuota banyak dikuasi oleh pemodal besar termasuk PMA. Tapi ini nanti saja, kali lain diomon-kan, mungkin nanti Pak DI tertarik gali.
Ibnu Shonnan
Menjelang tutup tahun 2025 ini, hati ini dibuat dag-dig-dug. Mulai lambatnya negara dalam menangani bencana di Sumut dan Aceh, menurut berita. Dan gegerannya ditubuh ormas Islam terbesar. Meskipun untuk masalah ormas ini sudah terlihat selesai dengan dicapainya islah kedua belah pihak. Tapi bencana di Sumut dan Aceh, beritanya masih terus membuat hati teriris sedih. Lebih-lebih setelah beredar pernyataan dari Bupati Aceh Utara itu. Seakan mengkonfirmasi negara kewalahan atau tidak serius menangani akan bencana itu. Allahumma Salim Naa... Amiin
Juve Zhang
Kemarin cuaca masih friendly sempat marathon jalur berat 12 km..... ampun terjal nya Ngos ngos an.....tapi itulah kesehatan anda harus Ngos Ngos an sebelum sehat....sepanjang jalan Sate sapi ...bakso sapi ....kupat tahu tutup bangkrut ....bakso tikus gak ada ini beda jalur....kalau bakso tikus tahan resesi selalu bisa dijual semangkok 7 ribu isi 2 bakso plus bakso tahu.....dompet rakyat bisa kompromi sama bakso tikus....kalau sate sapi rasa nya rakyat berat sekali buka dompet akhirnya warung tutup lapak.....itu gambaran umum marathhoon pegunungan 12 km.....yg milik UMKM bangkrut nyungsep..... Amsiong
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:

Komentar: 23
Silahkan login untuk berkomentar