BACA JUGA:Astaga... Pria Asal Malaysia Nekat Makan Anak Anjing yang Diadopsinya, Bahkan Sampai Ketagihan
Perjalanan kariernya terbilang cukup mulus dan terus menanjak, juga disebut sebagai sosok polisi berprestasi.
Pada tahun 1996, Krishna yang kala itu berpangkat Letnan Satu dikirim ke Bosnia sebagai negara konflik antara negara pecahan Kroasia dan Serbia.
Polisi idola itu didaulat sebagai anggota polri yang dinas di jajaran PBB.
Setahun kemudian, sekembalinya ia ke tanah air pada 1997, Krishna Murti kemudian didapuk menjadi Kanit Reserse Narkoba di Polwiltabes Surabaya.
Ia pun banyak menangani kasus-kasus peredaran narkoba yang melibatkan warga sipil, polri, hingga tentara.
Pada tahun 2000, Krishna menjadi lulusan terbaik PTIK sehingga ia pun dipercaya mengemban tugas lebih besar dengan pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP).
Di mana, dirinya ditempatkan sebagai Sekretaris Pribadi Kapolda Metro Jaya.
BACA JUGA:Apa Maksud 'Justice Collaborator' yang Akan Diajukan Bharada E? Ini Penjelasannya
Tak lama setelah itu, ia pun naik jabatan sebagai Kapolsek Penjaringan Jakarta Utara selama 3.5 tahun.
Setelahnya, ia naik pangkat menjadi Komisaris Polisi (Kompol).
Dirinya kemudian mendapat popularitas setelah menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya pada 2015.
Krishna Murti identik dengan kaus hitam bertuliskan Turn Back Crime, yang kemudian menjadi viral sebagai jargon branding polisi.
Ia mendapat banyak sorotan setelah aksinya dalam baku tembak melawan pada teroris di Sarinah pada 2016 yang meledakkan gerai kopi Starbucks dan Pos Polisi.
BACA JUGA:Siapa Sosok Brigadir Ricky? Ajudan Senior Putri Candrawathi, Tersangka Baru Penembakan Brigadir J
Dirinya juga dikenal publik ketika menangani kasus kopi maut bersianida Jessica Kumala Wongso pada 2017