BREBES, DISWAY.ID- Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes mencatat sebanyak 2.962 penderita Tuberculosis (TBC) ditemukan hingga semester 1 2022.
Dari 2.962 penderita TBC, 96 penderita tergolong berstatus resisten obat (RO), 55 diantaranya meninggal karena menolak obat.
Jumlah tersebut, merupakan hasil akumulasi pemetaan Dinas Kesehatan Kota Bawang tiga tahun berjalan.
Rinciannya, 2020 sebanyak 2.171 yang bertambah menjadi 2.403 kasus sepanjang 2021. Sedangkan, selama enam bulan pertama 2022 penderita TBC bertambah 559 kasus.
BACA JUGA:Ini 5 Makanan Sehat untuk Penderita TBC, Salah Satunya Buah-buahan
Kepala Dinkes Brebes Ineke Tri Sulistyowaty melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Imam Budi Santoso mengungkapkan, berdasarkan hasil pemetaan temuan kasus TBC terus bertambah tiga tahun terakhir.
Bahkan, jumlah pendataan surveilance banyak yang sudah menjalani pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosa. Jumlahnya, 7.720 terduga sepanjang 2021 dan 2.298 terduga selama enam bulan pertama tahun berjalan.
"Dari total akumulasi kasus TBC, sepanjang 2021 pasien TBC RO tercatat 73 dan 51 meninggal karena menolak berobat. Sedangkan, 2022, tercatat 23 kasus R0 dan 4 pasien TBC meninggal karena menolak berobat," jelasnya.
Selain penderita TBC RO, lanjut Imam, pemetaan kasus TBC juga terus dilakukan. Hasilnya, 2.962 kasus TBC yang tersebar di 17 kecamatan terbagi menjadi dua. Yakni, sebanyak 2.866 kasus masuk kategori TBC biasa dan 96 lainnya berstatus Resisten Obat.
BACA JUGA:5 Makanan Ini Cocok Bagi Penderita TBC, Diklaim Bisa Percepat Penyembuhan
"Tingkat kesembuhan kasus TBC. Ditentukan keberhasilan proses pengobatan tuntas. Yakni, minimal 6 bulan hingga 1 tahun konsumsi obat secara rutin," ungkapnya.
Sementara itu, Sub Koordinator PTM Johan Asanni menambahkan, dari total 2.962 kasus TBC yang sudah tertangani. Pihaknya mengaku, akan terus memperluas penjaringan dan pemetaan titik sebaran TBC. Fokusnya, mengoptimalkan peran aktif surveilance dalam mendongkrak semua potensi.
"Targetnya, perluasan temuan kasus baru terus dimaksimalkan. Prinsipnya, pendampingan proses Temukan, Obati Sampai Tuntas," imbuhnya.