"Kita semua, apa yang didapatkan tubuh korban jelas sudah dikembalikan. Memang ada hal yang dilakukan untuk mencegah kebocoran di luka korban tidak ada organ yang hilang dan sudah dikembalikan kepada jenazah," ungkapnya.
Ade Firmansyah juga meneruskan jika Brigadir J mengalami sejumlah luka tembakan.
"Jadi ada 5 tembakan masuk dan 4 tembakan keluar," ungkapnya
Mantan Kabareskrim Susno Duadji buka suara
Mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol (Purn) Susno Duadji yang sempat mendesak agar dokter forensik yang melakukan otopsi Brigadir J dinonaktifkan.
Menurut pernyataan Susno Duadji, kejanggalan bermula karena kabar tewasnya Brigadir J tak diumumkan sejak awal, Jumat 8 Juli 2022
Katanya, semasa dia masih menjabat di Bareskrim Polri, penanganan kasus apapun tak ada waktu untuk beristirahat.
"Kejadian meninggalnya Brigadir J itu hari Jumat, kenapa diumumkan hari Senin.
"Tidak ada istilah libur di Bareskrim," kata Susno Duadji dikutip dari laman YouTube.
Susno Duadji mengaku curiga dengan kinerja dokter forensik yang terlihat sangat janggal.
"Dokter yang memeriksa dan yang memberikan autopsi harus diperiksa, bila perlu dinonaktifkan gitu," ujar Susno.
Susno Duadji mengungkapkan, alasan mengapa dokter forensik yang menangani jenazah Brigadir J harus diperiksa.
"Ya karena janggal, dan sistemnya harus di buka ke publik. Apa visum yang dibuat sang dokter itu," ucapnya.
"Jadi sorotan kita harus ke dokter yang memeriksa itu, dia meriksa di bawah tekanan atau meriksa beneran," sambungnya.
Sebab, kata Susno Duadji, jika pemeriksaan ini sudah sesuai prosedur maka publik tidak akan ribut soal penyebab tewasnya Brigadir Yosua.
"Kalau meriksa beneran, orang gak akan ribut ini kena tembak peluru atau kena luka sayat? Atau luka tumpul? Atau dokter-dokteran yang meriksa?" tuturnya.