JAKARTA, DISWAY.ID – Pihak PBB mengatakan bahwa sebanyak 5.587 warga sipil telah tewas dan 7.890 terluka selama serangan Rusia di Ukraina.
Selain itu menurut salah satu Jenderal Ukraina mengatakan bahwa akibat sekitar 9.000 tentara Ukraina tewas selama invasi Rusia yang telah berlangsung hampir enam bulan.
Jenderal Valeriy Zaluzhny, panglima tertinggi Ukraina, mengatakan pada hari Senin bahwa banyak anak-anak Ukraina perlu dirawat.
Hal ini dikarenakan karena ayah mereka pergi ke garis depan dan mungkin termasuk di antara sekitar 9.000 tentara selama invasi Rusia.
BACA JUGA:Pemerintah Pusat Bakal Transfer ke Daerah Rp 811.7 Triliun di Tahun 2023
BACA JUGA:Tepat di Hari Wisudanya, Cita-cita Mulia Brigadir J Sebelum Meninggal Terbongkar: Nanti Saya Akan...
Sedangkan pihak Rusia sendiri mengungkapkan bahwa hingga 25 Maret sebanyak 1.351 tentaranya tewas selama bulan pertama pertempuran.
Akan tetapi dalah satu penjabat militer Amerika mengatakan bahwa sekitar dua minggu lalu Rusia telah kehilangan antara 70.000 hingga 80.000 tentara.
Pihak UNICEF mengatakan pada hari Senin hampir 1.000, tepatnya 972 anak-anak Ukraina telah tewas atau terluka sejak invasi Rusia.
Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell mengatakan ini adalah angka yang diverifikasi PBB, tetapi pihaknya yakin jumlahnya korban jauh lebih tinggi.
BACA JUGA:Laga Big Match Liga 1 Hari Ini: Persebaya Vs PSIS dan Persib Vs Bali United
BACA JUGA:3 Klub Liga 1, PSSI, dan PT Liga Indonesia Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Judi Online
“Saya merasa benci terhadap orang Rusia,” kata Liudmyla Shyshkina (74) salah satu warga Ukraina yang apartemennya hancur akibat serangan Rusia di di kota Nikopol.
Dia masih terluka akibat ledakan 10 Agustus lalu yang menewaskan suaminya yang berusia 81 tahun, Anatoliy.
“Perang Dunia Kedua tidak mengambil alih ayah saya, tetapi perang Rusia yang mengambilnya,” kata Pavlo Shyshkin, putra dari Liudmyla.