Dugaan pemerkosaan yang dialami oleh Putri Candrawathi ini berdasarkan kesaksian Susi yang merupakan asisten rumah tangga (ART) dan Putri sendiri.
Kemudian keterangan tersebut dianggap cocok dengan keterangan Vera, kekasih almarhum Brigadir J, dan Kuat Maruf.
"Petunjuk awal dari keterangan P dan S, kesesuaian dengan keterangan K dan V. Juga hasil asesmen psikologis dari Tim Psikologi Klinis yang mendapati korban depresi," terangnya.
Saksi Susi kabarnya menemukan Putri di depan pintu kamar mandi dalam kondisi tak sadarkan diri.
BACA JUGA:Tarif Bus Jakarta-Sumatera Masih Stabil per Hari Ini
Sedangkan, dua ajudannya sedang pergi ke sekolah anak-anak Ferdy Sambo.
“(PC) Ditemukan S di depan pintu kamar mandi tidak sadarkan diri. Juga dua ajudan lain sedang ke sekolah anak-anaknya," jelasnya.
Kendati begitu, Siti enggan membeberkan adanya bukti lain dar tindakan pemerkosaan yang dituduhkan kepada Brigadir J.
BACA JUGA:Daftar 23 Napi Koruptor Dibebaskan Kemenkumham dari Dua Lapas, Mulai Pejabat Hingga Pengusaha
Pengakuan LPSK
Di sisi lain, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) malah ungkap sejumlah kejanggalan terkait isu pelecehan Putri Candrawathi.
Sejumlah kejanggalan dugaan pelecahan di Magelang tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi.
Salah satu yang mencurigakan dalam dugaan peristiwa pahit tersebut di rumah Magelang masih ada Kuat Maruf dan ART Susi. Lantas mengapa Putri Candrawathi tidak mau berteriak?
“Kalaupun terjadi peristiwa kan si Ibu PC masih bisa teriak,” tutur Edwin, dilansir dari PMJ NEWS, Senin 5 September 2022.
BACA JUGA:Eks Penulis Ikatan Cinta Garap Sinetron Takdir Cinta yang Kupilih, Jadi Saingan Kisah Al dan Andin?
Di sisi lain, Edwin juga menyinggung soal adanya relasi kuasa.