JAKARTA, DISWAY.ID - Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) menanggapi pernyataan Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia terkait kabar pemanggilannya untuk memastikan keamanan data Pemilu.
Anggota KPU RI, Idham Holik mengaku kalau pihaknya telah mengantisipasi hal tersebut. Ia mengatakan bahwa rencana itu sudah dipikirkan sejak jauh hari.
"Tentunya kami sebagai penyelenggara Pemilu sudah kami antisipasi, sudah kami rencanakan sebelum situasi hari ini terjadi," ujar Idham Holik yang juga merupakan Ketua Divisi Teknis KPU RI di Gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa, 13 September 2022.
BACA JUGA:Catat, 10 Perjalanan Kereta Api Jarak Jauh Dipercepat Waktu Tempuhnya Mulai 28 September 2022
Ia pun mengatakan bahwa dirinya sangat mengapresiasi pernyataan Ahmad Doli. Menurutnya pernyataan Doli tersebut merupakan bentuk perhatiannya KPU RI, khususnya dalam masalah data.
"Kami mengapresiasi ya yang disampaikan Komisi II DPR RI dalam RDP, itu mewujudkan kalau kita semua memiliki perhatian tinggi kepada keamanan data, khususnya yang berkaitan dengan pemilu," jelas Idham Holik.
Diketahui, saat ini pihak KPU RI sedang melakukan pembaharuan keamanan data atau sistem informasi data mengingat belakangan ini sering sekali terjadi kebocoran data yang disebabkan oleh Hacker Bjorka.
Salah satunya adalah Sistem Informasi Daftar Pemilih (Si Dapil). Ia mengatakan bahwa pihaknya sedang meningkatkan kualitas keamanan Si Dapil dan hampir selesai.
"Misalnya Si Dapil, kami sedang meng-update, meningkatkan kualitas komputasi Si Dapil dan hari ini sudah tahap hampir final," kata Idham.
"Belum lama kami mengadakan rapat dan saya saksikan sendiri itu tampilannya jauh lebih fresh, jauh lebih bagus," lanjutnya.
BACA JUGA:Siap-siap, Rekrutmen PPPK Tenaga Kesehatan Dibuka Akhir September 2022, Segera Penuhi Persyaratannya
Tidak hanyak itu, pihaknya juga akan meningkatkan kualitas keamanan pada Sistem Informasi Pencalonan (Silon), seperti aplikasi yang digunakan untuk penyelengaraan Pemilu.
"Begitu juga dengan nanti Silon. Jadi semua aplikasi-aplikasi yang digunakan untuk pelaksanaan tahapan penyelenggaraan pemilu itu kita akan upgrade teknologinya, termasuk juga keamanan," ujarnya.
Sebagai informasi, sebelumnya beredar kabar bahwa terdapat dugaan kebocoran data yang dilakukan oleh Bjorka.
Pada kabar tersebut dikatakan bahwa Bjorka membobol 105.003428 data penduduk yang didapatinya dari KPU RI.