BACA JUGA:Ratu Wushu
BACA JUGA:Keren! Film Ngeri-ngeri Sedap Wakili Indonesia di Ajang Oscar 2023, Sutradara Sampai Nangis!
Menurut Trubus untuk Heru Budi Hartono, meskipun dirinya pernah menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Utara pada 2014 tapi masyarakat tidak terlalu mengenangnya.
"Kalau Pak Heru meskipun suaranya banyak tapi dia sudah lama meninggalkan Jakarta, dia menjabat di DKI hanya sebentar," jelas Trubus.
"Selama menjabat, yang masyarakat kenang itu enggak ada meskipun dia suaranya lebih banyak dari Bachtiar, termasuk juga sekda, Marullah," tambahnya.
BACA JUGA:Dipuji Ten Hag, Diajak Berswafoto Ronaldo Malah Melipir, Tega!
BACA JUGA:Gebuk Hong Kong 5-1 Timnas Indonesia U20 Puncaki Klasemen Sementara, Cahya Mulai Membaik
Menurut Trubus, Marullah juga tidak memiliki kriteria publik yang pantas untuk menjadi Pj Gubernur meskipun dirinya sempat menjadi Wali kota Jakarta Selatan.
"Kalau di DPRD kan iya suaranya 9 tapikan keliatannya dia enggak banyak prestasi. Dia beda dengan sekda sebelumnya, Saefullah itu. Kalau almarhum lebih lincah dan gesit," imbuhnya.
Kemudian dari segi eskalasi politik, Trubus mengatakan bahwa calon PJ Gubernur nantinya harus memiliki kriteria yang kuat dalam hal jaringan, kapasitas dan kepemimpinannya.
Lagi-lagi menurut Trubus, kriteria tersebut jatuh kepada Bachtiar.
BACA JUGA:Banjir Pujian, Jennie BLACKPINK Pakai Kostum Karya Desainer Indonesia di MV
BACA JUGA:Minta Damai, Pelaku Penyekapan dan Eksploitasi Seksual Tawarkan Uang Rp 120 Juta ke Korban
"Nah kalau saya lihat 3 orang itu memang keliatannya dari Kemendagri itu, Pak Bachtiar yang relatif bagus kalau menghadapi situasi politik," jelasnya.
Sedangkan untuk Heru Budi Hartono dan Marullah, menurut Trubus masih belum tepat dan masih jauh dari kriteria tersebut.
"Jadi yang paling bagus itu ya mereka-mereka yang kuat dalam pelayanan publik dan kuat dalam hal pembenahan internal ke dalam. Maksudnya yaitu ke Pemprov seperti birokrasinya," tandasnya.