"Rangkaian aksi akan terus berlanjut hingga puncaknya tanggal 4 Oktober 2023 kurang lebih 5.000-7.000 orang buruh melakukan unjuk rasa di Istana," ujar Said Iqbal.
BACA JUGA:Baru Terungkap di Saguling, Ferdy Sambo Menangis Saat Cerita Putri Candrawathi Mengalami Begini
Adapun pada aksi unjuk rasa di Istana akan diikuti oleh para anggota Partai Buruh beserta 4 konfederasi besar di Indonesia, yaitu KSPI, ORI-KSPSI, KPBI dan KSBSI.
Said Iqbal pun menjelaskan alasannya menggelar aksi tersebut lantaran pertama, harga minyak dunia sudah turun dan seharusnya harga BBM juga ikut turun.
Selain menolak kenaikan harga BBM, aksi Partai Buruh pada tanggal 4 Oktober nanti juga menyuarakan penolakan omnibus law karena menyebabkan tidak naik upah selama 3 tahun berturut-turut.
“Dengan inflansi 15% lebih, tahun depan upah sudah dinyatakan tidak naik kembali. Berarti sudah tahun keempat tidak naik upah. Inilah Menteri Tenaga Kerja terpuruk. Tidak mengerti persoalan dan melindungi pengusaha hitam,” ujarnya.
Said pun menegaskan jika aksi 4 Oktober 2022 nanti tidak ditanggapi pemerintah, maka Partai Buruh bersama dengan 60 federasi tingkat nasional akan menggelar aksi mogok nasional.
"Jika aksi 4 Oktober tidak digubris, maka bisa dipastikan pada akhir November atau awal Desember 2022, Partai Buruh bersama dengan 60 federasi tingkat nasional akan menggelar mogok nasional stop produksi diikuti 5 juta buruh, petani, pengemudi, dan kelas pekerja lainnya," tandasnya.
BACA JUGA:Gebrakan Cerdas Komjen Agus Andrianto Sampai Dua Orang Dekat Ferdy Sambo Balik Arah Bongkar Skandal
Diketahui, aksi unjuk rasa ini juga berlangsung di Kota Jawa Barat, tepatnya di Gedung Sate, Bandung.
Para peserta unjuk rasa tersebut hadir dengan menggunakan kaos hitam dan memakai penutup kepala atau kain bewarna merah.
Tidak hanya itu, juga terdapat satu mobil komando yang gunakan orator untuk menuntun jalannya aksi tersebut.
Mereka pun juga membawa atribut seperti, bendera dan spanduk yang menuliskan tentang tuntutan-tuntutannya.