Karena hal tersebut, turis tersebut pun didenda dan berujung pendeportasian.
BACA JUGA:Kebusukan Suami Artis Inisial RD Terus Dibuka, Denise Chariesta: Kondisi Hati Gue Sangat Merdeka
Didenda Puluhan Juta
Kekhawatiran Australia terkait wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang melanda Indonesia beberapa waktu lalu menjadi salah satu penyebab gagal masuknya turis tersebut.
Tak hanya itu, otoritas bandara mengatakan bahwa turis itu tidak berhasil mendeklarasi barang bawaan yang ia bawa.
Turis tersebut menjawab 'tidak' dalam dokumen deklarasi penumpang pada bagian, apakah dia membawa daging, unggas, ikan, makanan laut, telur, susu, buah, atau sayuran ke Australia.
Kepada petugas perbatasan Australia, turis itu mengatakan bahwa ia berencana menjual daging tersebut kepada komunitas lokal yang ada di Australia.
Meski demikian, ia dianggap melanggar ketentuan barang bawaan dan berakhir pembatalan visa dan pendeportasian ke Indonesia.
Selain dideportasi, ia juga didenda sekitar 2.664 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 41, 5 juta.
BACA JUGA:Cinta Lama Belum Kelar, Nathalie Holscher Kini Balikan dengan Mantan Pacar, 'Dulu Sudah Direstui'
BACA JUGA:Jangan Lupa Hari Ayah Nasional, November Dipenuhi Dengan Hari Besar Nasional
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Australia, Clare O'Neil, mewanti-wanti traveler, khususnya turis terkait pelanggaran biosekuriti terhadap penyakit mulut dan kuku (PMK) yang dilakukan Australia
“Inilah sebabnya mengapa undang-undang diberlakukan untuk membatalkan visa setiap pelancong yang melakukan pelanggaran biosekuriti yang signifikan atau berulang kali melanggar undang-undang biosekuriti,” kata O'Neil.
Tak sampai di situ, Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia, Murray Watt, mengatakan bahwa pemerintah Albania pada bulan lalu juga telah mengumumkan undang-undang baru yang mengatur tentang pelarangan penggunaan atau pengkonsumsian daging tertentu dari negara-negara yang dilanda wabah PMK.
"Ini adalah pelanggaran yang sangat serius dan pelancong ini telah terkena hukuman terberat yang kami miliki," kata Watt.